Anggota Kelompok 4 :
Maviro Renayla Pasha (2210411129)
Marselina Stya Darma Ade Putra (2210411229)
Nabilah Hartati (2210411247)
Syafa Nurhaliza Suciningrum Batubara (2210411270)
Luthfy Faiz Habibi (2210411304)
Psikologi pesan adalah cara komunikator atau komunikan yang mempelajari tentang perilaku dan kognisi seseorang melalui pesan atau melalui bahasa dari seseorang tersebut. Terdapat tiga bagian dalam menjabarkan psikologi pesan, yaitu; Pesan linguistik, pesan non-verbal, dan "organisasi, struktur, himbauan pesan". Lalu, bagaimana cara kita berbahasa? Psikologi menyajikan teori. Teori belajar dari Behaviorisme dan teori Nativisme dari Noam Chomsky. Menurut teori belajar anak-anak memperoleh pengetahuan bahasa melalui tiga proses yaitu proses asosiasi, imitasi, dan pengetahuan. Menurut Noam Chomsky teori belajar hanyalah play acting at science. Teori Nativism menggambarkan anak memperoleh pengetahuan tentang bahasa tertentu. Ketika bahasa yang didengar membangkitkan respons bawaan dari kemampuan berbahasa (Hunt, 1982).
Pesan merupakan sinyal yang dikirim dari seseorang ke orang lainnya. Dalam sistem sinyal, ada dua hal utama yang seringkali kita gunakan, yakni verbal dan non-verbal. Apa yang membedakan kedua bentuk sistem sinyal tersebut? Istilah “verbal” diserap dari bahasa Latin verbālis yang berarti “word” atau “kata”. Nah, apakah suara “ha-ha-ha” yang muncul dari tawa Anda sebuah kata? “Ha-ha-ha” memang bersifat lisan atau oral tetapi ia bukanlah bentuk kata (DeVito, 2016). Dengan demikian, untuk membedakan pesan verbal dengan non-verbal, kita cukup melihat apakah pesan tersebut berbentuk kata yang tertulis (secondary orality) maupun lisan.
Pesan verbal dalam psikologi pesan adalah pesan yang disampaikan melalui kata-kata, baik secara lisan maupun tertulis. Pesan verbal memiliki karakter dan psikologi sendiri sesuai dengan tujuan pesan, dan dapat digunakan untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud. Pesan verbal juga dapat digunakan secara efektif dengan memperluas pandangan, melihat individu, membedakan antara fakta dan simpulan, menghindari diskriminasi dan polarisasi, serta memperbarui informasi atau pengetahuan kita.
Ketika membahas prinsip, dalam pesan verbal terdapat beberapa prinsip, salah satunya adalah Prinsip pertama dari pesan verbal adalah bahwa pesan tersebut terkemas bersamaan dengan pesan non-verbal (DeVito, 2016). Kombinasi verbal dan non-verbal dalam pesan ini kemudian kita temukan pula dalam berbagai media di sekitar kita. Ketika Anda menggunakan Facebook, Twitter, Instagram, maupun TikTok; Anda akan menangkap bahwa di sana ada foto atau video yang seringkali diikuti dengan kata-kata. Artinya, ada kombinasi antara yang verbal dengan yang non-verbal. Apa fungsi kombinasi tersebut? Dalam sebuah komunikasi, pesan non-verbal dapat menekankan pesan verbal, melengkapi, menyangkal pesan verbal, mengatur jalannya komunikasi, mengulangi pesan, dan bahkan menggantikan pesan verbal.
Prinsip kedua adalah bahwa makna pesan berada dalam diri seseorang (DeVito, 2016). Terkait dengan prinsip kedua, DeVito (2016) menyatakan bahwa prinsip ketiga memahami makna bersifat denotatif sekaligus konotatif. Apa maksudnya? Denotasi berarti sebuah kata mengandung definisi yang obyektif, sedangkan konotatif berarti sebuah kata mengandung makna subyektif atau emosional.