Lihat ke Halaman Asli

Maurien

Mahasiswi

Gunung Semeru dan Risiko Catastrophic Erupsi

Diperbarui: 13 Desember 2021   20:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Erupsi Gunung Semeru | cnnindonesia.com

Erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, telah membuat perhatian dari berbagai pihak terfokus pada risiko yang dialaminya, melalui risiko juga membuat banyak pihak jadi terfokus pada mitigasi bencana dan peringatan dini pada seluruh kawasan rawan bencana. Sistem peringatan dini seharusnya menjadi salah satu upaya mengurangi risiko bencana, termasuk mencegah jatuhnya korban dan meminimalkan kerugian materi. 

Gunung Semeru merupakan gunung berapi tertinggi dan paling aktif di pulau Jawa, Indonesia, secara rutin memuntahkan gumpalan abu dan gas kecil yang sebagian besar tidak berbahaya selama bertahun-tahun. Namun keadaan berubah pada Sabtu, 4 Desember 2021.

Menyusul runtuhnya sebagian kubah lava puncak pada awal Desember, sensor mulai mendeteksi aktivitas seismik yang meningkat, menurut Survei Vulkanologi Indonesia (PVMBG). Setelah lebih banyak kubah lava Semeru runtuh, bagian depan abu yang sangat panas, tephra, tanah, dan puing-puing lainnya mengalir ke beberapa saluran di sisi tenggara gunung.

Setelah kejadian memuntahkan awan panas abu, dua hari setelah letusan kuat dirangkum bahwa bencana ini menewaskan sedikitnya 22 orang dan menyebabkan 27 hilang, kata badan mitigasi bencana Indonesia. 

Tak berhenti disana, gunung tertinggi dan terakttif di pulau Jawa ini meletus lagi pada hari Senin, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia dikonfirmasi melalui akun Twitter-nya, memperingatkan aktivitas seismik lanjutan. 

Peta Lokasi Gunung Semeru | reuters.com

"Semeru adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Sebelum dan sesudah letusan 4 Desember akan terus aktif," kata Liswanto, kepala Observatorium Gunung Semeru, kepada Reuters. 

Mempersulit upaya logistik dan penyelamatan, aliran lahar dari letusan Sabtu menghancurkan jembatan yang menghubungkan dua wilayah di Kabupaten Lumajang dengan Kota Malang. Dapur umum dan fasilitas kesehatan telah didirikan untuk lebih dari 1.700 orang yang mengungsi. 

Warga terdampak bencana erupsi | reuters.com

Dalam upaya evakuasi, diperkirakan akan sulit terjadi karena hujan lebat yang mungkin terjadi selama tiga hari ke depan yang dapat mempersulit evakuasi, kata seorang pejabat badan meteorologi pada minggu malam. Puing-puing batu dan sedimen vulkanik panas sudah membatasi pergerakan, kata penyelamat setempat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline