Lihat ke Halaman Asli

Gajah Mada Bergelut dalam Tahta dan Angkara

Diperbarui: 13 September 2023   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Orientasi

  Kesedihan kali ini terjadi bagi pengulangan peristiwa sembilan belas tahun yang lalu,yang di tuliskan berdasarkan kisah yang di tuturkan ayahnya,samenaka karena ketika peristiwa itu terjadi pancakarsa masih belum bisa di bilang dewa.

  Kala itu tahun 1309.segenap rakyat berkumpul di alun alun.semua berdoa,apapun warna agamanya,apakah Siwa,Buddha,maupun hindu. Semua arah perhatian di tunjukan dalam satu pandang, ke purawaktara yang tidak di jaga terlalu ketat.segenap prajurit bersikap sangat ramah kepada siapa pun karena memang demikian sikap keseharian mereka.lebih dari itu,segenap prajurit merasakan gejolak yang sama, oleh duka mendalam atas gering yang  diderita Kertarajasa jayawardhana 

Pengungkapan peristiwa

   Konon ketika calon arang,si perempuan  penyihir dari ghirah marah dan menyebar tenung, kabut amat tebal membawa penyakit turun tak hanya di wilayah tertentu.namun,merata di seluruh negara,menyebabkan prabu Airlangga dan Patih narottama kebingungan dan terpaksa minta bantuan kepada empu barada untuk meredang sepak tarjang wanita menakutkan itu.empu barada benar benar sakti.empu itu menebas pelepah dan keluwih yang melayang terbang ketika di bacakan japa mantra. Beralaskan pelapah daun itulah empu berasa terbang membunuh kelangit dan memperhatikan seberapa luas kabut pembawa tenung dan penyakit.empu barada melihat,ampak ampak pedhu itu memang sangat luas dan menelan luas negara dari ujung ke ujung.untunglah cahaya hyang bagaskara yang  datang di pagi harinya mampu mengusir kabut itu menjauh tanpa tersisa jejaknya sedikitpun.

Menuju konflik

  Gajah enggon yang meminta ijin untuk bertemu segera melepas warasta,sanderan dengan ciri ciri khusus yang di balas gajah Mada dengan anak panah yang sama dengan melalui isyarat khusus pula.daei jawaban anak panah itu gajah enggon dan gagak bongol mengetahui dimana gajah Mada berada.gajah bongol dan enggon segera melaporkan temannya.

  "Di temukan mayat lagi kakang gajah".gajah enggon melaporkan.gajah mada memandangi wajah sama sama di depannya."mayat siapa?".

Puncak konflik

 Klabang gendis,seorang prajurit meninggal akibat anak panah tertancap di tenggorokannya.tidak ada tanda tanda pertempuran,dia adalah korban tanpa menyadari kemana anak panah itu di tunjukan.gajah Mada merasa risih menerima pesan tersebut.mereka yang benar benar menguasai sifat gendeva akan dapat menembakan anak panahnya ke sasaran paling sulit,jarang kali seorang biasa dapat melakukan hal khusus tersebut.biasanya terdapat pada barisan pasukan bhayangkara.adakah prajurit bhayangkara yang terlihat?

"Dan kamu temukan mayat kedua,gagak mengol menambahkan".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline