03 Februari 2005
"Din... Dina, geura gugah geulis, katanya Dina mau berangkat sekolahnya pagi-pagi!" suara ambu sayup-sayup menelisik gendang telingaku, membuyarkan kepingan mimpi yang lelah ku rajut semalam suntuk. Aku menggeliat sejenak, merentangkan kedua tangan tapi kembali asyik menarik selimut kumal yang tadi teronggok di ujung ranjang.
"Eeh...ai Dina, naha malah tidur lagi?"
Kali ini suara ambu terdengar sangat dekat. Ada sentakan lembut mengguncang bahuku yang kembali terbungkus selimut. Samar-samar suara rincik air masih terdengar berebut menimpa genting.
Di luar hujan sepertinya masih enggan menghentikan curahnya, padahal semalam abah dan beberapa tetangga yang tengah meriung di bale, sempat mengeluhkan keberadaan mereka.
"Lamun hujan wae, sudah pasti akan ada lagi longsor ti tonggoh, Bah!" terdengar suara mang Barna penuh kecemasan.