Rabu, 22 Januari 2025, bertempat di Aula Kasman Singodimedjo Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta, mahasiswa semester 5, Ilmu Komunikasi menyelenggarakan Seminar mengenai Mental Health dengan tema “Memecah Stereotip Strawberry Generation”, dengan menghadirkan narasumber Velda Ardia, S,I,Kom., M.Si sebagai Dosen Psikologi Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta yang menyampaikan materi mengenai Psikologi Komunikasi dan Safitri Herra, S.Pd sebagai pembicara mengenai generasi strawberry.
Mengutip George A. Miller, psikologi komunikasi adalah ilmu yang mempelajari aspek mental dan behavioral dalam proses komunikasi.
Psikologi komunikasi adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana individu berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, serta bagaimana proses mental mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komunikasi tersebut.
Psikologi Komunikasi memiliki beberapa aspek yang meliputi:
- Proses mental dalam komunikasi, termasuk bagaimana orang memproses, menafsirkan, dan merespons pesan
- Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi, seperti persepsi, sikap, kepribadian, dan pengalaman
- Komunikasi verbal dan nonverbal, termasuk bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara
- Dinamika komunikasi interpersonal dan kelompok
- Hambatan-hambatan dalam komunikasi dan cara mengatasinya
- Pengaruh komunikasi terhadap pembentukan sikap dan perilaku
Menurut saya psikologi komunikasi membantu saya berkomunikasi dengan memahami dengan cara tertentu seperti membaca gerak gerik, ekspresi lawan bicara kita yang dimana dapat kita ketahui bagaimana karakteristik hal yang sedang diceritakan atau dirasakan, menurut saya psikologi komunikasi juga dapat meningkatkan efektivitas komunikasi.
Generasi Muda dengan sebutan Generasi Strawberry, sebuah istilah yang pertama kali muncul di Taiwan pada tahun 80-an, menggambarkan fenomena unik generasi muda saat ini. Seperti buah strawberry yang tampak indah namun mudah memar, generasi ini dikenal memiliki karakteristik yang kompleks karena ide kreatif dan penuh ide brilian, namun sekaligus rentan terhadap tekanan.
Pada buku yang berjudul Strawberry Generation mengatakan bahwa mereka adalah kelompok anak muda yang kreatif, namun rentan menyerah dan mudah tersinggung, Prof. Rhenald Kasali.
Penyebab terciptanya Generasi Strawberry salah satunya yaitu, pola asuh orang tua seperti overprotective dan kontrol berlebihan, orang tua yang terlalu melindungi membuat anak tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Dan salah satu faktor yang berpengaruh yaitu teknologi dimana memasuki era canggihnya digitalisasi dapat memberikan efek ketergantungan pada dunia digital yang menyebabkan kurangnya pengalaman mengatasi masalah di dunia nyata dan lebih nyaman berinteraksi secara online daripada tatap muka.
Psikologi Komunikasi dalam Konteks Generasi Strawberry, dimana pemahaman ini menjadi sangat relevan karena beberapa faktor:
Karakteristik Komunikasi
- Toleransi tinggi terhadap perbedaan gagasan
- Kemampuan adaptasi yang baik dengan perkembangan zaman
- Kecenderungan mencari zona nyaman dalam berkomunikasi
- Kesulitan dalam mengambil keputusan tegas
Tantangan Psikologis
- Mudah merasa tertekan oleh ekspektasi sosial
- Kesulitan mengelola konflik dan kritik
- Kecenderungan untuk menghindari tanggung jawab
- Kebutuhan akan pengakuan dan apresiasi yang tinggi