Lihat ke Halaman Asli

Maulydia Hasanah

Universitas Muhammadiyah Jakarta

Keterkaitan Kasus Mutilasi Di Ciamis Dengan Perspektif Filsafat Komunikasi

Diperbarui: 21 Mei 2024   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama: Maulydia Hasanah (23010400221)

Dosen Pengampu: Dr. Nani Nurani Muksin, M.Si.

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi

Baru-baru ini tersiar kabar seorang suami tak hanya memutilasi istrinya, tapi juga menawarkan jasadnya kepada warga di Ciamis.

Pelaku adalah seorang pria berusia 41 tahun bernama Tarsum yang melakukan tindakan kejam dan tidak manusiawi terhadap istrinya di Ciamis, Jawa Barat. Pria itu membunuh dan memutilasi istrinya yang bernama Yanti dengan usia 41 tahun di Dusun Sindanjaya, Desa Sisontrol, Kecamatan Lanka, Kabupaten Ciamis. Peristiwa tidak manusiawi ini terjadi sekitar pukul 07:30 WIB pada Jumat, 3 Mei 2024.

Pelaku memukul dan melukai korban dengan balok kayu. Usai aksi sadis tersebut pelaku membagi tubuh korban menjadi beberapa bagian, memasukkan tubuh korban yang sudah dimutilasi ke dalam baskom. Lalu berkeliling desa dan menjual jasad korban kepada warga.

Yoyo Terya sebagai Ketua RT setempat mengaku ditawari daging yang ada didalam baskom oleh Tarsum yang merupakan bagian tubuh jasad korban. Yoyo mengungkapkan bahwa awalnya ia tidak tahu ada pembunuhan dan pelaku membawa baskom dengn berisi jasad korban sambil berkata "peser daging si Yanti, peser daging si Yanti" (beli daging Yanti).

Aksi ini membuat kaget dan mengagetkan warga.

Peristiwa pembunuhan dan mutilasi terjadi di jalan desa pada hari Jumat pagi saat korban hendak pergi ke pengajian. Kapolsek Ciamis AKBP Akmal membenarkan pembunuhan tersebut dan mengatakan pelaku melakukan aksi sadis tersebut di jalan desa.

Polisi menyelidiki kondisi kejiwaan pelaku dan menyita beberapa barang bukti antara lain pisau dan balok kayu yang digunakan pelaku dalam kejahatan tersebut.

Pelaku sendiri sepertinya hanya membayangkan apa yang dilakukannya dan tidak mengingatnya hingga diperiksa oleh petugas polisi di penjara. Penyerangnya jelas tidak stabil secara mental dan diduga menderita depresi sehingga dia menolak ditangkap oleh petugas polisi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline