Saya kira dari sebagian pembaca mungkin kebingungan dan bertanya -- tanya apa maksud dari kata KLEBUN dalam artikel ini. Kata Klebun sendiri berasal dari bahasa Madura yang mempunyai arti Kepala desa, masyarakat Madura sangat familier menggunakan kata klebun untuk menyebut kepala desa mereka. Jadi yang akan di bahas dalam artikel ini mengenai oligarki kepala desa di Madura seperti apa.
Membahas tentang oligarki sendiri di pikiran kita pasti sebuah kekuasaan yang semena- mena di mana kekuasaan oligarki ini biasanya di lakukan oleh sekelompok orang dengan mementingkan kelompok mereka sendiri dan tidak peduli dengan yang
lain. Kata oligarki berasal dari bahasa Yunani yaitu " oligio" yang artinya" beberapa" atau " segelintir" dan " Arche " yang berati " memerintah ". Oligarki merupakam sebuah model kekuasaan klasik, oligarki merupakan sebuah bentuk pemerintahan yang di pimpin oleh sekelompok orang namun untuk kepentingan beberapa orang tersebut ( negatif). Hal ini selaras dengan pendapat ARISTOTELES terkait apa itu oligarki dia berpendapat bahwa Oligarki merupakan sebuah bentuk pemerintah yang di pegang sekelompok cendekiawan yang mementingkan kelompok mereka sendiri.
Bentuk pelaksaan oligarki oleh klebun Madura banyak sekali, contohnya dalam sebuah pengambilan keputusan atau terkait musyawarah tentang pembangunan desa sedikit sekali masyarakat yang di ajak untuk
berpartisipasi dalam forum tersebut bahkan terkadang forum tersebut di lakukan tanpa pemberitahuan, dan yang ikut dalam forum tersebut adalah mereka yang memiliki hubungan baik dengan kepala desa dan juga mereka yang mempunyai kedudukan tinggi baik secara ekonomi maupun non material seperti tokoh agam. Dalam teori power cube hal seperti ini bisa masuk ke dalam sebuah bentuk kekuassan tersembunyi ( Invisible Power ) dimana orang tertentu yang bisa mengakses kekuasaan ini. Selain itu jarang sekali anak muda di berikan ruang untuk publik untuk turut berpartisipasi dalam demokrasi masyarakat, meskipun ada organisasi seperti karang taruna tapi isinya adalah anak dari orang - orang yang di anggap sebagai sesepuh atau mempunyai kedudukan di masyarakat. Dan juga kurangnya keterbukaan dari karang taruna dengan anak muda yang lain membuat seakan- akan organisasi tersebut adalah orang- orang yang menjadi kaki tangan Klebun.
Hal ini mungkin akan mudah terlihat tetapi banyak juga masyarakat yang tidak sadar akan perilaku tersebut karena minimnya pengetahuan akan seperti apa sistem pemerintahan yang sebenarnya dan seharusnya di laksanakan. Dan mungkin hanya sebagian masyarakat saja yang akan
menyadari hal tersebut dan meskipun mereka menyadari hal tersebut merak tidak akan pernah menolak atau memprotes apa terkait oligarki klebun tersebut. Kenapa seperti itu? kita tahu bahwa masyarakat Madura sangat kental akan Budaya dan juga tali persaudaraannya yang kuat seperti dalam salah satu slogan mereka " Reng Madureh Settong Derre" yang artinya orang Madura merupakan satu darah. Yang mengakibatkan masyarakat menjunjung tinggi saling menghargai satu sama lain, tapi dalam hal sepeti ini akan lebih masuk akal karena barang siapa yang mengkritik kepal desa maka akan di anggap sebagai musuh atau pembenci kepala desa tersebut, di anggap tidak menghargai persaudaraan dan juga faktor kurang pendidikan dan pengetahuan tentang sistem pemerintahan yang mengakibatkan ketidak pahaman serta sifat acuh tak acuh terhadap perilaku tersebut karena mereka tidak mengerti seperti apa yang seharusnya terjadi.
Dalam pemikiran masyarakat Madura urusan seperti itu biarlah orang -- orang yang mempunyai kekuasaan baik secara material ataupun non material yang berkuasa bagi mereka yang berstatus buruh atau pun petani tidak pasta ikut campur dalam hal seperti itu. misalnya mereka hanya berpikir asalkan urusan seperti pupuk lancar kepada masyarakat tidak peduli tentang apa yang di lakukan oleh kepala desa di ajak berpartisipasi atau tidak itu bukan urusan mereka.
Hal ini seperti dalam teori kekuasaan Jawa oleh Moertono (1998) dan Anderson (2000) melihat kekuasaan dalam budaya jawa sebagai energi sakti atau kesakten dimana sumber kekuasaan berasal dari material maupun non material.
Selain itu Surbakti (2010, 72) menjelaskan seseorang dipandang mempunyai kekuasaan potensial apabila dia memiliki sumber-sumber kekuasaan, seperti kekayaan, tanah, senjata, pengetahuan dan informasi, popularitas, status sosial yang tinggi, massa yang terorganisasi, dan jabatan. Sebaliknya, seseorang dipandang memiliki kekuasaan aktual apabila dia telah menggunakan sumber-sumber yang dimilikinya ke dalam kegiatan politik secara efektif. Sehingga perbedaan kekuasaan potensial dengan kekuasaan aktual terletak pada penggunaan sumber-sumber secara efektif untuk mempengaruhi proses politik
Hal-hal seperti pasifnya masyarakat Madura terhadap hal tentang demokrasi ini juga di sebabkan oleh faktor -- faktor baik dari eksternal maupun dari internal misalnya :
- kurangnya ranah pendidikan di desa- desa yang berada di pelosok- pelosok Madura
- Tradisi yang masih sangat kuat di kalangan orang Madura
- Pemikiran yang masih belum terbuka tentang seperti apa itu demokrasi
- Sikap acuh tak acuh karena meraka merasa tidak pantas untuk mencampuri perihal seperti itu.
- Selain dalam kasus di atas tadi klebun acap kali tidak terlihat sosoknya di masyarakat, karena kurangnya adaptasi dengan masyarakat- masyarakatnya sosok klebun yang seolah -- olah adalah seorang raja membuat masyarakat merasa segan dengan klebun.