Bangsa Indonesia merupakan satu kesatuan dari banyaknya suku bangsa di wilayah Indonesia yang telah mengukuhkan diri sebagai bangsa yang berdaulat.
Semua keberagaman adalah kekayaan dan keberkahan yang tak terhingga bagi bangsa Indonesia. Dengan keyakinan positif ini, para pendiri Bangsa dan Negara ini menjadikan "Bhinneka Tunggal Ika" tidak saja sebagai semboyan.
Namun juga sebuah prinsip persatuan dan kesatuan bangsa yang pluralitas dan heterogenitas ini. Sikap etnosentrisme, prejudis dan diskriminasi akan membuat bangsa Indonesia yang berasal dari berbagai suku dan budaya akan menyebabkan munculnya rasa sentiment terhadap sesama.
Masalah kepentingan inilah yang menjadi faktor munculnya persoalan pada tiap-tiap daerah sehingga menimbulkan kericuhan antar suku dan umat beragama.
Etnosentrisme, suatu kecenderungan untuk memandang budaya diri sendiri lebih baik dibandingkan budaya orang lain.
Sikap seperti ini membuat suatu kelompok memandang budaya lain lebih rendah sehingga dapat menimbulkan perpecahan antar kelompok masyarakat.
Contoh dari sikap Etnosentrisme adanya keharusan untuk menikah dengan perempuan atau laki-laki dari budaya yang sama. Misalnya Laki-laki dari suku sunda harus menikah dengan perempuan dari suku sunda juga.
Prejudis (Prasangka), merupakan suatu anggapan yang kurang baik terhadap sesuatu sebelum mengetahui kebenarannya tanpa diberikan alasan yang jelas.
Dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, dan aksi yang bersifat realistis. Contoh dari Prejudice ialah orang yang lebih kaya tetapi jarang tergabung dalam sebuah kegiatan sosial mungkin akan di nilai sebagai orang yang pelit atau kikir.
Diskriminasi, merupakan wujud dari prejudis (prasangka) yang menyebabkan perbedaan perlakuan terhadap suatu kelompok masyarakat tersebut.
Tindakan perbedaannya tidak hanya terlihat dari sikap sentiment melainkan juga menunjukan sikap terbuka seperti kekerasan terhadap fisik. Diskriminasi didasarkan pada banyak hal seperti warna kulit, suku, agama, golongan dan sebagainya.