Lihat ke Halaman Asli

Maulinda NabilahRahayu

Universitas Airlangga

Pendidikan Kearifan Lokal di Era Globalisasi dan Modernisasi

Diperbarui: 22 Agustus 2024   06:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan adalah salah satu tonggak untuk mencerdaskan kehidupan anak-anak bangsa. Kehidupan pendidikan ini bisa dilihat semenjak masa perjuangan kemerdekaan Indonesia sebelum 1945. Pendidikan ini akan menciptakan generasi-generasi yang hebat dan menjadikan tolak ukur keberhasilan suatu bangsa atau negaranya kelak. Karena generasi muda merupakan tongkat estafet kemimpinan, dan perjuangan untuk berdiri tegak. Maka dari itu seiring berjalannya waktu generasi muda harus siap akan persaingan yang kompetitif karena arus perputaran modal jasa. Maka dari itu pendidikan harus bisa menciptakan

Namun di abad ke-21 ini, globalisasi semakin meraja lela. Globalisasi sendiri merupakan proses keterbukaan budaya-budaya luar yang dapat ditinjau oleh seluruh dunia. Termasuk di Indonesia sendiri. Globalisasi tersebut membawa sebagian besar rakyat Indonesia mengikuti gaya-gaya yang bisa dibilang, ala orang Barat. Sementara itu, globalisasi ini akan berpadu dengan modernisasi, dimana modernisasi sendiri memiliki arti pemikiran masyarakat berubah, yang sebelumnya adalah pemikiran tradisional menuju ke pemikiran yang lebih modern atau maju.

Globalisasi dan modernisasi akan mempengaruhi sistem pendidikan di Indonesia pula. Kasus ini dapat di amati ketika sekolah jaman sekarang sudah sangat amat modern. Fasilitas lab yang memadai, ekstrakurikuler bahas Inggris yang semakin banyak diadakan, English debate, dan lain sebagainya. Jika kita pandai memilah sekolah secara satu persatu, pasti jaman sekarang sudah jarang ada sekolah di perkotaan yang menanamkan pendidikan kearifan lokal. Sayang sekali, bukan?

Nyatanya, ini pun bisa dilihat dengan karakter para generasi muda di daerah perkotaan. Banyak sekali yang memakai pakaian ala orang Barat, fashionable, dan branded. Penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, meningkatnya perilaku merugikan diri sendiri seperti (narkoba, miras, dan alkohol). Pedoman berperilaku baik semakin kabur, seperti perpeloncoan atau bullying. Sehingga pengetahuan tentang karakter kearifan lokal mereka yang masih terbilang kurang. Hal ini menjadi tantangan bagi kita generasi muda yang tidak mau melihat bahwa nilai-nilai budaya, tradisi, serta pengetahuan yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita hilang begitu saja. Kita juga harus menjadi tonggak untuk menegakkan dan mempertahankan identitas budaya Indonesia di tengah arus globalisasi dan modernisasi. Meskipun bukan barang yang baru, namun tatanan generasi kita harus di ukir sebaik mungkin untuk membangun mentalitas negaranya agar semakin membaik.

Lalu bagaimana kita akan mempertahankan pendidikan kearifan lokal di era globalisasi dan modernisasi ini? Maka jawaban yang tak lain dan pasti adalah peran generasi muda untuk tetap berperan membangun dan mempertahankan pemberdayaan karakter bangsa berdasarkan kearifan lokal untuk tetap menunjang kemandirian bangsa dan negara di tengah arus globalisasi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline