Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Skill Bahasa Arab dan Inggris Bagi Mahasiswa Pada Era Globalisasi

Diperbarui: 17 Oktober 2022   12:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Wahyono, bahasa merupakan media utama dalam berkomunikasi sehingga kebutuhan terhadap pemahaman berbahasa sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat (Siddik, 2017). Bahasa memiliki peran yang sangat penting sebagai alat komunikasi dalam sehari-hari. Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional juga tak kalah penting untuk dikuasai oleh kita selaku bangsa Indonesia, selain dari bahasa daerah dan bahasa asing atau disebut dengan Trigatra. Karenanya, disinilah peran mahasiswa yakni para pemuda harus mampu menguasai dan menjaga bahasa indonesia, sesuai yang tercantum dalam sumpah pemuda pada bait ketiga. Namun, tak kalah pentingnya juga bagi para mahasiswa untuk menguasai kemampuan berbahasa asing selain dari bahasa indonesia, bukan berarti tidak cinta dengan bahasa sendiri, akan tetapi pada era globalisasi saat ini, seakan sudah menjadi kebutuhan yang sangat diperlukan.

Terdapat dua bahasa asing yang sangat perlu dikuasai oleh para mahasiswa saat ini yakni Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Mengapa demikian?, perlu diketahui dua bahasa tersebut kini menjadi dua bahasa dunia (internasional) dimana Bahasa Inggris menempati urutan pertama. Mengutip pada situs wallstreetenglish.com (2020) menjelaskan "Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan untuk berkomunikasi diseluruh dunia. Bahkan ada beberapa negara yang menjadikan bahasa inggris sebagai bahasa resmi atau bahasa utama". Kemudian, bahasa Arab kini sudah diakui sebagai bahasa Internasional dan digunakan sebagai salah satu bahasa diplomasi resmi forum Perserikatan Bangsa-bangsa. Beberapa negara non-Arab di dunia, seperti Malaysia, bahkan sudah mengakui bahasa Arab di negaranya dan memberikan apresiasi berupa adanya tulisan-tulisan berbahasa Arab ditempat-tempat umum (Tahir, 2012).

Lantas, mengapa mereka para mahasiswa harus menguasai dua bahasa tersebut?. Pertama, besar kemungkinan peluang kerja yang akan menanti mereka dengan kemampuan atau skill berbahasa arab dan inggris yang mereka kuasai. Hidup dizaman globalisasi, dimana teknologi sudah berkembang pesat, dan kemajuan semakin canggih. Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) harus terus berkembang terlebih dalam bidang bahasa, tak cukup bagi para kaum muda kita hanya menguasai bahasa indoenesia saja. Namun pentingnya juga menguasai bahasa arab dan inggris bagi mereka agar menjadi quality of human sehingga banyak mendapat peluang kerja kedepannya. Lowongan kerja biasanya menyiadakan kualifikasi karyawan yang bisa berbahasa asing sehingga kesempatan kerja untuk calon karyawan yang bisa berbahasa asing lebih luas, apalagi pada era globalisasi seperti sekarang ini (Siddik S. A., 2017). Kedua, untuk mempermudah mereka para mahasiswa dalam bidang akademik terlebih-lebih untuk mendapat beasiswa keluar negeri. Dengan menguasai bahasa asing pastinya besar peluang mereka keluar negari yang tentunya akan meningkatkan kualitas baik itu dari segi pengetahuan dan pengalaman mereka.Tak hanya itu, sebagai mahasiswa harus memiliki wawasan yang lebih luas lagi, kian banyak referensi bacaan menggunakan bahasa Inggris dan bahsa Arab.

 Namun pada kenyataannya, masih banyak mahasiwa saat ini memiliki tingkat kemampuan bahasa asing yang rendah terutama dalam bahasa arab dan inggris. Berikut terdapat dua faktor:

Pertama, disebabkan karena faktor kampus yang tidak terlalu memprioritaskan penguasaan bahasa asing bagi para mahasiswa. Kampus kurang mengambil peran dalam menghidupkan lingkungan komunikasi atau pembelajaran menggunakan bahasa asing sehingga kemampuan para mahasiswa dalam bahasa Arab dan Inggris masih kurang. Selain itu, pendidikan sebelumnya (alumni) juga akan memiliki pengaruh besar terhadap penguasaan bahasa asing mereka ketika masuk universitas sebagi mahasiswa. Kurangnya praktik dan penekanan menjadi hal yang paling mendasar yang menyebabkan para generasi kurang akan penguasaannya terhadap suatu bahasa.

Kedua, berasal dari kesadaran masing-masing setiap generasi muda. Banyak dari mereka mahasiswa merasa "tidak mau tau" atau mengganggap bahasa asing sebagai bahasa yang tidak perlu dipelajari. Karena kebanyakan dari mindset mereka para mahasiswa menganggap untuk apa mempelajari kedua bahasa asing tersebut (arab dan inggris) jika bukan jurusan mereka. Padahal, kedua bahasa ini tidak harus ditekuni hanya bagi mereka para mahasiswa yang mengambil jurusan tersebut, tentunya mindset tersebut adalah kesalahan besar. Padahal, bahasa arab dan bahasa inggris perlu dikuasai pada zaman globalisasi seperti sekarang ini. Kesadaran ini juga tidak akan muncul jika dalam lingkup kampus juga tidak terlalu memprioritaskan bahasa asing.

Berdasarkan dari permasalahan tersebut, berikut penulis memberikan solusi mengenai masalah tersebut. Pertama, alangkah baiknya kampus memprioritaskan skill bahasa asing. Hal ini akan membuat para generasi muda (mahasiswa) setidaknya mempunyai skill dalam berbahasa arab dan inggris nantinya akan menjadi sisi positif terhadap kehidupan mereka kedepan. Tentunya hal itu juga akan tercipta jika pada lingkup kampus juga menerapkan lingkungan bahasa asing yang baik.

Kedua, setiap kampus menerapkan "Pentas Seni Bahari (Bahasa Arab dan Inggris)", dimana selain menciptakan lingkungan kampus yang harus mengutamakan berkomunikasi menggunakan dua bahasa ini (Arab-Inggris) dalam jangka sekali dalam beberapa bulan. Kemudian, mewajibkan setiap kelas pada setiap fakultas untuk mengikutinya. Dalam pentas seni ini setiap kelas bebas memilih bakat  berbahasa asing yang ditampilkan baik itu pidato, puisi berantai, story telling (Arab ataupun Inggris), drama, puisi, dan lain sebagainya, yang tentunya harus menggunakan pilihan bahasa Arab ataupun Inggris. Dengan kampus menerapkan solusi ini, tentunya para mahasiswa akan memiliki pengalaman tersendiri dalam mengekspresikan dan berlatih terus dalam mengembangkan bahasa Arab dan Inggris.   

Ketiga, suatu kampus harus menerapkan lingkungan bahasa dalam berkomunikasi. Ketika kampus menerapkan lingkungan bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa komunikasinya dan menjadi kompetensi wajib yang harus dicapai tentunya para mahasiswa mau tidak mau secara perlahan akan terus merasa terpaksa harus memepelajari bahasa asing agar bisa berkomunikasi dengan teman-temannya yang lain. Sehingga dalam hal ini akan tercipta relasi antara mahasiswa yang bisa berbahasa asing dengan yang tidak bisa. Dengan demikian, setidaknya yang tadinya tidak bisa akan merasa "minder" karena disekelilingnya berkomunikasi menggunakan bahasa asing. Sehingga dari sinilah akan muncul kesadaran diri masing-masing mahasiswa.

Keempat, KPK (Kerjasama Pemerintah dan Kampus). Pemerintah juga harus ikut serta dalam hal ini, maksudnya adalah pemerintah harus membantu atau mendorong kampus dalam menjadikan mahasiswa mampu menguasai bahas arab dan inggris dengan mendatangkan para pendidik dari luar negeri terutama dari inggris dan arab untuk mengajar dalam matkul-matkul tertentu disetiap kelas pada setiap fakultas. Hal ini tentunya akan sangat memberikan dampak positif perlahan-lahan bagi mahasiswa walaupun awalnya tidak mengerti bahasanya tapi setidaknya mengetahui sedikit demi sedikit mulai dari kata-kata yang diucapkan, cara bicara, dan logatnya seperti apa. Setelahnya, pemerintah dan kampus harus memfasilitasi beasiswa luar negeri bagi para mahasiswa yang berhasil dalam metode pembelajaran yang telah diterapkan sebelumnya, yakni bagi para mahasiswa yang mempunyai kemampuan baik dalam bidang akademik ditambah dengan kemampuan bahasa asing. Tentunya semakin banyak para mahasiswa mendapatkan pengalaman pendidikan diluar negeri semakin berkualitas pula pendidikan dan jejaring sosial mereka. Sehingga mereka bisa mendapatkan pengalaman dan mempermudah pengalaman kerja, sehingga para mahasiswa ini nantinya bisa berguna bagi kemajuan negara Indonesia.

Dengan kemampuan berbahasa asing yang dikuasai oleh mahasiswa terutama bahasa arab dan inggris tentunya akan memudahkan mereka dalam bidang akademik dan menemukan banyak pengalaman lebih banyak lagi diluar negeri tentunya dengan skill berbahasa tersebut. Terakhir, tak kalah penting kedepannya akan memberi dampak positif bagi kuliatas Sumber Daya Manusia (SDM) pada masa yang pesat akan teknologi seperti era globalisasi sekarang ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline