Menulis adalah seni. Ya, itu salah satu kalimat masih mengiang di kepala saya saat hadir di seminar penulisan essay bersama BEM UII Dalwa, kemarin.
Dari kebanyakan manusia memiliki cara pandang berbeda pada seni. Seni menurut Wikipedia adalah sesuatu keahlian membuat karya yang bermutu, seperti tari, lukisan, ukiran meliputi banyak kegiatan manusia dalam mengungkapkan imajinasi, gagasan untuk dihargai keindahannya atau kekuatan emosinya. Maka menulis juga termasuk dalam seni bedanya cara menyalurkannya dengan rangkaian kata menjadi kalimat yang indah dan mengunggah hati pembaca.
Kita mengenal Iman haddad, Imam Al-Ghazali dan banyak lagi mereka adalah para seniman lewat untaian kalimat. Sampai saat ini kita masih menikmati hasil tulisan mereka.
Menulis cara mengungkapkan isi kepala dan hati. Sehingga apa yang berada di dalam kepala plong setelah dicurahkan kedalam bentuk tulisan. Berapa banyak menemukan tulisan yang menurut kita itu gak jelas tapi memiliki nilai seni ang tinggi dan cara ini paling mudah bagi seorang pemula ingin belajar menulis. Kebanyak orang apabila ingin menulis mereka terpaku pada pengertian saja. Ibarat ingin menulis artikel mereka mencari dulu ap aitu pengertian artikel. Al hasil mereka hanya terpaku pada pengertian artikel. Keinginan menulisanya seketika hilang.
"tulisan yang bagus itu tulisan yang jadi" itu kata pertama kali saya dengar ketika disuruh menulis. Ustaz Kholil Hasib juga bilang "Menulis itu seni. Seni tidak datang kecuali di latih sehinga menjadi mahir," sama halnya menulis berawal dari yang jelek kemudian dilatih terus meneus seperti ungkapan "belajar saat kecil seperti mengukir diatas batu" ketika mengukir diatas batu maka akan berbekas.
Ustaz Kholil Hasib mengungkapkan ketika belajar nulis beliau diajarkan oleh Habib Muhammad Baharun ketika itu beliau menyuruh menulis sesuatu yang menarik terjadi satu harinya. Dari sana akhirnya beliau menjadikan tulis sebagai hoby.
Banyak hal yang harus kita mulai dengan kemauan yang tinggi. Menulis mudah-mudah susah. Ya, kita disuruh berpikir bersamaan dengan tangan mengetik kalimat yang berada di kepala. Sebagian orang mungkin itu sulit, tapi keberhasilan seseorang berasal dari paksaan dan kemauan. Ibarat kata membalas chatan teman atau siapapun, tak mungkin berpikir Panjang dan mencari kaidah membalas chatan yang baik. Tidak. Sama halnya menulis apa yang di kepala tuangkan dalam bentuk tulisan jadi gak jadi itu urusan ke duanya masih ada editor siap membantu.
Banyak menjadi penulis kerena mereka pernah patah hati. Kesediahannya ia tampung lewat kata kata maka menjadi buku. ada sebagian orang menulis kerena balas dendam, mungkin dulunya pernah dikucilkan lalu ingin menaikkan harga dirinya melalui tulisan. Semua itu adalah motivasi keberhasilan dalam menulis. Mereka gak mikir dulu apa itu artikel, opini maupun esai yang penting isi kepala hilang, hati plong dan tenang.
Jadi mulai dari mana kita menulis apa harus sakit hati dulu?. Keberhasilan kita diukur bagaimana usahanya semakin giat maka untuk sampai pada titik akhir semakin dekat.
Salam jadi penulis.!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H