Lihat ke Halaman Asli

Kenali Pribadi Sang Buah Hati

Diperbarui: 21 Maret 2019   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Di sebuah MI 100 meter  jarak dari rumahku, tempat dimana aku berjualan jajanan disela-sela libur kuliah, disana aku mengenali banyak siswa/siswi dan mungkin hampir semua aku mengafal namanya, ada salah satu siswa namanya Dio dia duduk dibangku kelas 2 MI. Dari cerita yang aku dengar dari para guru dan teman-temannya, dia adalah siswa yang nakal, bandel, suka mengolok, ngomong kasar, tidak pernah mendengarkan guru saat dikelas, suka meminta uang temannya (narget). 

Puncak masalahnya ketika Dio memukul kepala temannya hingga berdarah, lalu salah satu guru di MI  bernama Bu Lis mendatangi rumah Dio untuk mengadukan perbuatan yang telah dilakukan Dio, Bu Lis mengatakan bahwa Dio sebaiknya di pondokkan selama 1 bulan, "mungkin itu sebagai hukuman yang diberikan pihak sekolah kepada Dio". Memang di MI ada pondok pesantren untuk menampung anak yatim piatu dan anak yang kurang mampu khususnya yang bersekolah di MI tersebut. 

Skip

Selama Dio berada dipondok Bu Lis menjalin komunikasi dengan orangtua Dio dan  menganalisis mengapa Dio bisa bertingkah laku seperti itu, setelah ditelusuri terus menerus Bu Lis menyimpulkan bahwa Dio bertingkah laku seperti itu karena kedua orangtuanya keras, suka membandingkan Dio dengan kedua adiknya.

Jika Dio salah orangtua Dio langsung memukulnya, memang setiap orangtua menyampaikan kasih sayang terhadap anaknya itu berbeda-beda tapi tidak dengan cara yang salah pula. Hal tersebutlah yang membuat Dio menjadi nakal di Sekolah, Dio merasa bisa melakukan kenakalan itu di Sekolah tanpa harus mendapat pukulan dari kedua orangtuanya.

Pada intinya strategi dan intervensi konseling yang dilakukan oleh guru BK sama halnya dengan  yang dilakukan Bu Lis kepada Dio yakni memberikan bantuan, keterampilan oleh konselor kepada klien dengan menggunakan strategi konseling individual. 

NB: Buat para orangtua jangan pernah membandingkan anak dalam hal apapun  baik itu menbandingkan  dengan kakak, adik, saudara ataupun yang lainnya. Hal tersebut sangat berdampak buruk terhadap psikis anak!!!

Alhamdulillah-

Terima Kasih sudah membaca :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline