"Cekrek.. Ya.. 1...2..3.. Cekrek". Suasana di studio photo begitu sibuk, sama seperti kesibukan di hari-hari sebelumnya. Hanya saja kali ini suasananya sedikit mencekam dan tegang, tidak sesantai biasanya. Beberapa orang di studio photo sibuk bergosip, pasalnya salah satu model kebanggaan studio photo ini kemarin baru saja berduka karena kepergian Ibunya, namun tetap datang mengisi jadwal pemotretan seolah-olah kemarin tidak terjadi apa-apa.
"Ntah, apa yang ada di pikirannya. Apa mungkin pekerjaan lebih segalanya daripada Ibunya sendiri? Meskipun mencari uang itu penting, tapi akan lebih baik kalau dia cuti beberapa hari setelah berduka. Terlihat aneh melihatnya tetap tersenyum di depan kamera, setelah kejadian kemarin." Salah satu pekerja di belakang seorang photographer studio terus saja berbicara yang tidak penting. Membuat sosok yang sedari tadi di depan mereka sedikit kesal.
"Ekhem..Kalian santai sekali ya sampai bergosip di saat semua orang sibuk bekerja di studio ini. Aku sampai tidak fokus mengambil foto karena kalian terlalu berisik." Sindir sang photographer dengan nada muak mendengar ocehan mereka.
"Ah. Maaf, Teh Sya. Kami tidak bermaksud mengganggu Teteh menggambil foto." Wajah ke dua orang iu tertunduk malu, setelah si pemilik nama Syaza menegur. Karena tidak ingin memperkeruh keadaan, Syaza pun menyuruh mereka untuk segera pergi.
"Ya sudah, cepat bantu yang lainnya merias model lain jika kalian tidak sibuk." Setelah mereka berdua pergi, Syaza yang bertugas menjadi photographer utama kembali menggambil foto model kebanggan, sang pria berwajah dingin, Barid.
Syaza sering kali merasa beruntung bertemu dengan pria ganteng itu dan menjadikannya model. Meski, orangnya sangat dingin dan terkesan anti sosial, dia cukup bisa diandalkan sebagai modeldan imejnya itu membuat siapun yang melihatnya bergetar penasaran.
Sudah hampir satu jam pemotretan, dan kini foto terakhir sudah selesai diambil.
"Okee! Terimakasih untuk hari ini, pemotretan berjalan dengan lancar." Syaza sangatt bersemangat menyelesaikan sesi pemotretan hari ini sambil tersenyum kepada semua tim foto, mungkin karena kemarin dia habis meliburkan diri dari pekerjaanya.
" Ayo, makan." Ajak Syaza ke model sekaligus temannya Barid yang terlihat sedang berjalan ke arah menuju tempat rias untuk menghapus make up.
"Hmm." Jawab Barid singkat padat sambil sedikit mengangguk. "Cih, dasar si pria dingin, sesuai seperti namanya." Kata Syaza menggerutu dalam hati.