Operant Conditioning adalah metode pembelajaran yang mengaitkan perilaku dan konsekuensi, menggunakan penghargaan dan hukuman. Pendidikan anak dapat dilakukan dengan menggunakan metode ini. Pengkondisian operan adalah metode pembelajaran yang menggunakan penghargaan dan hukuman sebagai konsekuensi perilaku. Teori ini dikembangkan oleh B.F. Skinner dan sering disebut teori Skinner atau pengkondisian instrumental. Pengkondisian operan dapat dipraktekkan dalam banyak aspek kehidupan sehari-hari, termasuk kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan cara ini, banyak anak yang belajar berperilaku baik atau bersikap positif hingga mereka terbiasa.
Behaviorisme adalah teori yang dikembangkan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan perilaku karena pengalaman. Teori ini kemudian berkembang menjadi aliran psikologi yang berpengaruh, yang mengarah pada perkembangan teori dan praktik pendidikan yang dikenal sebagai behaviorisme. Aliran ini disebut behaviorisme karena menekankan perlunya perilaku yang dapat diamati.
Behaviorisme merupakan aliran pemikiran yang memandang individu lebih dari sudut pandang fenomena material dan mengabaikan aspek mental seperti kecerdasan, bakat, minat, dan emosi individu ketika belajar. Memang perilaku ini berkembang melalui penelitian yang melibatkan hewan seperti anjing, tikus, kucing, dan merpati sebagai objek. Kegiatan belajar hanya dilakukan melalui refleks alamiah sehingga menjadi suatu kebiasaan yang dinikmati individu. Para penganut paham behavioris berpendapat bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku karena pengalaman.
Dalam dunia penelitian, konsep ini dapat diamati pada tikus dalam percobaan. Tikus ditempatkan dalam sangkar yang diberi dua buah lampu, masing-masing berwarna hijau dan merah. Kemudian di samping lampu terdapat sebuah tuas. Jika Anda menggerakkan tuas saat lampu hijau menyala, tikus akan menerima makanan. Namun, jika Anda menggerakkan tuas saat lampu merah menyala, Tikus akan sedikit tersentak.Seiring berjalannya waktu, tikus tersebut mengetahui bahwa tuas hanya dapat ditarik ketika lampu hijau menyala, dan ia harus mengabaikan tuas tersebut ketika lampu merah menyala. aktif. Hal ini menunjukkan bahwa tikus berhasil menghubungkan perilakunya dengan konsekuensinya melalui reward dan punishment yang diterimanya.
Kekurangan teori pengkondisian operan Skinner
Setelah mengetahui penjelasan Skinner tentang teori operant conditioning, maka beberapa kekurangan dari teori ini adalah sebagai berikut: Dalam proses pembelajaran saat ini dapat diamati secara langsung, bahkan pada saat siswa sedang terjadi suatu proses aktivitas mental yang tidak dapat dilihat dari luar kecuali. sebagai gejala. Belajar bersifat otomatis, sedangkan setiap individu mempunyai pengarahan diri (self-directed ability) dan otonomi kognitif (autonomy) sehingga dapat menolak jika tidak mau. Selain itu, proses belajar manusia yang setara dengan perilaku hewan sulit diterima mengingat adanya perbedaan ciri fisik dan psikis antara manusia dan hewan.
Kelebihan Teori Operant Conditioning Skinner
Setelah mengetahui cara menjelaskan teori operant conditioning Skinner, penulis mengemukakan beberapa kelebihan teori ini sebagai berikut: Kelebihan teori operant conditioning adalah guru dituntut untuk menghormati setiap siswanya (dengan menghilangkan sistem hukuman). Hal ini didukung dengan menciptakan lingkungan yang baik sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan. Penguatan itu sendiri mendorong perilaku yang diinginkan.
Contoh Operant Conditioning dalam kehidupan sehari-hari
- Memuji siswa yang tenang di kelas di hadapan anak lain agar siswa lain mau menerima apresiasi yang sama. Cara ini sering kali efektif dipraktikkan di kelas pendidikan anak usia dini (PAUD).
- Ketika seorang siswa aktif di kelas dan guru memberi tahu siswanya bahwa dia tidak perlu mengerjakan pekerjaan rumah karena dia berpartisipasi secara aktif, maka siswa tersebut akan mempelajari konsekuensi positif menjadi seorang siswa.