Perkembangan sosial-emosional anak semakin menjadi perhatian dalam perkembangan anak.Hal ini karena anak terbentuk melalui proses perkembangan dalam proses belajar. Perkembangan sosial emosional anak usia dini ditandai dengan adanya perkembangankemampuan anak untuk beradaptasi denganlingkungan sekitar, memiliki rasa pertemananyang melibatkan emosi, pikiran, dan tingkah lakumereka. Dan perkembangan sosial anak sendiridapat dilihat melalui proses dimana anak mampumengembangkan interpersonalnya, dengan belajarmenjalin persahabatan dan mampu untuk terbukapemahamannya tentang orang-orang yang adadisekitarnya karena dengan seperti itu anak jugamengertiakanindahnyakebersamaandilingkungan sekitar (5). Proses inilah yang akan mempengaruhi perkembangan pada tahap selanjutnya. Pada usia dini inilah waktu yang tepat untuk melatih dan menstrimulasi kemampuan sosial-emosional anak. Periode penting dalam proses tumbuh kembang anak adalah masa lima tahun pertama. Masa ini merupakan masa kehidupan emas individu atau disebut dengan the golden periode (6).
Secara jelas kognisi sosial seorang anak yang berumur 01 tahun adalah tumbuhnya perasaan sebagai seorang pribadi sehingga lebih menyukai orang yang familiar (obyek ikatan emosinya). Sedangkan usia 1- 2 tahun yakni tumbuh pengenalan sosial dengan mengenali perilaku yang disengaja. Lalu untuk usia 3-5 tahun, muncul pemahaman perbedaan antara kepercayaan dan keinginan seorang anak yakni persahabatan yang didasarkan pada aktivitas bersama. Lalu, ketika anak berusia 6-10 tahun, persahabatan yang terbangun lebih pada kesamaan fisik dan adanya kepercayaan secara timbal balik (7).
Menurut (8) Ada beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan sosial emosi pada anak usia dini, yakni:Hereditas, merupakan karakteristik bawaan yang diturunkan dari orang tua biologis/orang tua kandung kepada anaknya, Lingkungan keluarga; status sosial ekonomi keluarga, keutuhan keluarga, sikap dan kebiasaan orang tua , Lingkungan sekolah; hubungan anak dengan pendidik PAUD dan teman sebayanya, Masyarakat; pengalaman sosial awal di luar rumah (kebiasaan dan relegiusitas masyarakat) melengkapi pengalaman didalam rumah dan merupakan penentu yang penting bagi sikap dan pola prilaku anak, Jenis kelamin dan kondisi fisik-psikis anak; pembentukan kelompok bermain sesuai jenis kelamin dan kesehatan. Dari beberapa faktor yang telah disebutkan, setiap individu itu pasti ada 1 faktor yang lebih dominan, yang mana hal itu menyebabkan setiap individu memiliki karakter social emosional yang berbeda beda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H