Psikolog dan pakar kesehatan First Nations mencatat bahwa pendekatan holistik terhadap kesehatan mental harus mempertimbangkan kesejahteraan sosial dan emosional, sebuah kerangka kerja yang memandang kesehatan mental sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari kesehatan fisik, serta hubungan dengan keluarga, komunitas, Negara, budaya, dan spiritualitas. 4 Pelanggaran hak asasi manusia yang terus berlanjut, rasisme sistemik, dan distribusi sumber daya yang tidak merata di seluruh masyarakat terus merusak kesejahteraan sosial dan emosional. Kebijakan kesehatan harus mempertimbangkan faktor penentu struktural kesehatan mental ini dan menerapkan praktik yang tanggap dan berwawasan budaya. 5 Survei Pengalaman Rasisme di Daerah yang Merangkul dan Menerima Keberagaman (LEAD) mengidentifikasi bahwa pencegahan cenderung menjadi intervensi kesehatan masyarakat yang lebih efektif dan efisien, daripada menanggapi insiden perseorangan. 6 Menanamkan antirasisme ke dalam sekolah, organisasi, lembaga, dan pemerintahan kita sangat penting dalam menangani kesehatan mental. Menangani rasisme akan memberikan dampak psikologis yang positif bagi masyarakat kita.
Dengan merenungkan dampak rasisme, dan mengambil sikap menentangnya, kita dapat membangun masyarakat yang adil dan setara -- untuk semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H