Lihat ke Halaman Asli

Maulidatun Rofiah

Mahasiswa KKN UNDIP TIM I 2022

Mastitis Ancam Produksi Susu! Mahasiswa KKN UNDIP Edukasikan Penggunaan Iodine

Diperbarui: 9 Februari 2022   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Edukasi pada peternak mengengai penggunaan iodine untuk cegah mastitis

Boyolali (24/01/2022) – Kabupaten Boyolali dikenal sebagai produsen susu sapi terbesar di Jawa Tengah, pada tahun 2021 produksinya diperkirakan mencapai 50.137.464 liter. Salah satu daerah penghasil susu sapi terbanyak di Boyolali yaitu di Musuk, karena hampir seluruh warganya merupakan peternak sapi perah.

Kendati demikian, produksi susu sapi di wilayah Musuk masih terbilang rendah. Peternakan sapi perah di wilayah Musuk umumnya masih menggunakan sistem pemeliharaan konvensional, masih ditemukan beberapa permasalahan yang perlu diatasi, salah satunya yaitu penyakit mastitis pada ternak yang menyebabkan poduksi susu rendah. Mastitis disebabkan oleh kontaminasi bakteri pathogen yang masuk melalui puting dan menyerang sel-sel kelenjar susu.Salah satu solusi pencegahan mastitis yaitu penanganan pasca pemerahan yang baik, dengan memerah susu sampai tuntas dan melakukan dipping (pencelupan) pada puting sapi menggunakan larutan antiseptik untuk menghambat mikroba yang masuk melalui lubang puting. Salah satu antiseptik yang sering digunakan sebagai bahan dipping adalah povidone iodine. Povidone iodine merupakan antispetik kimia yang mampu membunuh bakteri dalam waktu 3-5 menit.

Pemberian povidine iodine pada peternak

Pada hari Senin, 24 Januari 2022 telah dilaksanakan program “Edukasi penggunaan larutan iodine sebagai bahan pencegah mastitis guna meningkatkan kualitas dan produktivitas susu sapi di Kelurahan Musuk”, oleh Maulidatun Rofiah mahasiswa KKN TIM I UNDIP 2022. Pogram kerja dilaksanakan secara offline di Desa Musuk dengan sosialisasi penjelasan secara langsung pada peternak dan pembagian larutan iodine pada beberapa peternak sapi perah yang ada di Desa Musuk. Selama pelaksanaan program ini, tentunya menerapkan protokol kesehatan dan menerapkan 5M (menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir). 

Harapannya, setelah program ini terlaksana, para peternak di Desa Musuk dapat mengetahui cara pencegahan mastistis dengan melakukan dipping menggunakan larutan Povidine Iodine sehingga dapat meningkatkan produksi susu. Aris Nugroho (50) salah satu peternak sapi perah di Desa Musuk, mengatakan produksi susu rata – rata sebanyak 10-12 liter/ekor/hari, dengan harga jual Rp. 6.000 per liter. Kondisi tersebut masih jauh dengan standar produksi susu yang dapat mencapai 20 liter/ekor/hari. “Kami para peternak sangat berterima kasih sekali telah diberikan edukasi seperti ini, semoga program ini dapat diterapkan terus oleh para peternak sehingga hasil produksi susu dapat lebih banyak” ujarnya.

Penulis : Maulidatun Rofiah 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline