Lihat ke Halaman Asli

Sasaran Dakwah dari Muslim kepada Mukmin

Diperbarui: 10 Juni 2024   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Syamsul Yakin dan Maulida Putri Az-Zahra (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Sasaran dakwah berikutnya adalah kaum muslim yang diorientasikan menjadi mukmin. Dakwah harus memberikan perubahan positif dari muslim atau menyerahkan diri kepada mukmin atau penuh keimanan Allah, malaikat-Nya, rasul-Nya, kitab-Nya, dan seterusnya.

Ihwal makna "muslim" dapat dipahami dalam ayat Al-Qur'an, "Wahai Tuhan kami, jadikanlah kami berdua, orang-orang Islam (yang berserah diri) kepada-Mu dan jadikanlah dari keturunan kami, umat Islam (yang berserah diri) kepada- Mu dan tunjukkanlah kepada kami syariat dan cara-cara ibadah kami dan terimalah tobat kami, sesungguhnya Engkaulah Maha Penerima tobat, lagi Maha Mengasihani" (QS. al-Baqarah/2: 128).

Orang beriman dalam terminologi Al-Qur'an adalah mereka yang bila disebut nama Allah, hati mereka tergerak, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya, iman mereka bertambah. (QS. Al-Anfal/8: 2)

Tidak cukup hanya bergetar dan bertambah iman, orang-orang beriman adalah, "Orang-orang yang melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia" (QS. al-Anfal/8: 3-4).  

Dalam berdakwah, para dai harus mengajak kaum muslim melaksanakan shalat, menunaikan zakat, menunaikan puasa Ramadhan, dan berangkat haji jika memenuhi syarat-syaratnya. Inilah transformasi dari berislam menjadi beriman. Inilah tugas para dai transformatif.

Nabi juga memberikan ciri-ciri orang-orang beriman, Pertama, "Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata yang baik atau diam" (HR. Bukhari dan Muslim). Kedua, "Orang yang beriman mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri"  (HR. Bukhari dan Muslim). Ketiga, "Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tamunya" (HR. Bukhari dan Muslim).

Iman bukan selepas lisan, Allah berfirman, "Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman," dan mereka tidak diuji?" (QS. al-Ankabut/29: 2).
Namun, iman bukan hanya dengan mengatakan "Kami telah beriman," tetapi harus diuji dengan berbuat baik dan menunjukkan perilaku yang sesuai dengan iman yang tinggi. Seorang mukmin yang lulus dalam ujian iman akan meningkat menjadi seorang muhsin, yakni seorang muslim yang memiliki keteguhan iman yang tinggi dan selalu baik perilaku lahir dan batinnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline