Definisi neurosains.
Neurosains / Neuroscience berasal dari dua kata, yaitu, neuro dan sains. Neuro berarti sel-sel saraf dan ilmu yang berarti ilmu pengetahuan. neurosains adalah bidang ilmu yang berspesialisasi dalam studi yang fokus pada sistem saraf. Oleh karena itu, ilmu saraf adalah ilmu yang mempelajari otak dan semua fungsi saraf belakang dan tujuan utama neuroscience adalah untuk mempelajari konsep dasar biologis dan menjelaskan perilaku manusia dari perspektif yang terjadi di otaknya.
Sel-sel saraf atau neuron adalah sel dalam jumlah yag otak manusia dan berkumpul di jaringan saraf. Jaringan ini yang berfungsi untuk memberikan impuls yang terbentuk karena stimulasi (rangsangan).
Namun belakangan ini, penemuan ilmu saraf semakin menguji bahwa bagian-bagian tertentu dari otak bertanggung jawab untuk mengorganisir jenis kecerdasan manusia. Contohnya adalah kecerdasan matematika dan bahasa, kecerdasan ini berfokus pada otak kiri, meskipun untuk kecerdasan matematika, itu tidak berpusat pada otak kiri. Kecerdasan lain adalah kecerdasan musik yang berpusat di otak kanan. Tetapi ternyata otak menangkap semua rangsangan untuk dipahami (dirasakan) melalui pekerjaan sel-sel saraf, sirkuit saraf dan nemotransmiter. Contohnya adalah ketika kita mengingat suatu peristiwa di masa lalu, otak akan merespons dengan cara yang sama karena bagi otak semua yang terjadi hari ini. Pada saat itu, otak tidak dapat membedakan antara peristiwa nyata dan ingatan akan suatu peristiwa.
Sejauh ini, kita dapat menemukan banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli pada ilmu neuroscience. beberapa dari mereka menyelidiki untuk menemukan bagaimana otak manusia bekerja. Oleh karena itu, sering dikatakan bahwa manusia adalah makhluk kompleks, dalam hal ini, otak bekerja setiap hari dengan sel-sel saraf tulang belakang.
Para peneliti yang dilakukan oleh para ahli, melalui Instrumen Tomografi Emisi Positron (PET), diketahui bahwa ada enam sistem otak (sistem otak) yang diintegrasikan ke dalam regulasi semua perilaku manusia. Keenam sistem otak adalah korteks prefrontal, sistem limbik. Gyros Cingulatus, basal ganglia, lobus sementara dan otak kecil. Keenam properti otak memiliki peran penting dalam pengaturan kognisi, kasih sayang dan psikomotorik, termasuk IQ, EQ dan SQ. Oleh karena itu, peraturan kinerja otak biasanya akan menghasilkan fungsi optimal sehingga perilaku dapat secara sadar dapat dikontrol dengan melibatkan dimensi emosional dan spiritual. Oleh karena itu, pendidikan karakter dapat dijelaskan dalam mekanisme kerja serebral pada tingkat molekuler. Atas dasar ini, Neurosais disebut IMU yang menghubungkan otak dan pikiran, jiwa dan tubuh, atau hati dengan alasan.
Oleh karena itu, neuroscience sekarang satu-satunya bidang ilmu yang telah mengalami pengembangan dan pengamatan aktivitas otak yang semakin jelas, lebih mudah juga mengendalikan perilaku orang dan aktivitas saraf yang semakin cepat dan cepat Dalam hal ini, dukungan utama neurus adalah Neuriathonzi dan Stronetiology, yaitu Sains bahwa mebahas pada fungsi spesifik persentase dengan pendekatan makro, termasuk struktur sel-sel saraf mikroskopis dan bagaimana sel-sel saraf terkait dengan orang lain untuk membentuk sirkuit. dan cakupan dalam studi neuroscience.
apa yang kalian ketahui tentang neuroscience dalam pembelajaran anak usia dini (PAUD)?
Sejak publikasi temuan di bidang ilmu saraf, terutama fakta tentang otak anak, pertumbuhan PAUD di Indonesia mengembangkan lebih banyak temuan di bidang neurotik untuk memberikan psikolog pada kesimpulan bahwa anak usia dini (0-6 tahun) adalah Itu adalah usia emas (Zaman Keemasan). Dalam hal ini, Howard Gardner menyerang psikolog yang dinyatakan pesat bahwa anak-anak pada usia lima tahun selalu diwarnai oleh keberhasilan dalam pembelajaran di atas segalanya. Dan menurut Deborah Stipek (di Adi W. Guawan, 2003) menegaskan bahwa anak-anak berusia di atas enam atau tujuh memiliki harapan besar untuk berhasil dengan antusias, meskipun dalam praktiknya selalu buruk.
Selanjutnya, apakah kalian tahu bagaimana neuroscience di terapkan dalam pendidikan?
Neuroscience pendidikan (menuju neurocies pendidikan), menurut Robert Sylwester, mengatakan bahwa selama berabad-abad guru, orang tua dan orang dewasa umumnya membesarkan anak-anak mereka tanpa kelambatan dari kisaran neurobiologi sedikit pun. Akibatnya, guru dan orang tua memelihara / mendidik anak-anak mereka sesuai dengan cita-cita orang tua mereka. Ini setuju dengan pernyataan Hurlock bahwa anak pertama cenderung meneruskan cita-cita orang tua mereka. Misalnya, orang tuanya bercita-cita sebagai dokter politik gagal, adalah bahwa putranya harus melanjutkan citanya.
Di sisi lain, banyak anak belajar dengan buruk karena hanya untuk memberi makan guru atau doa. Dia juga menegaskan bahwa ketidaktahuan orang tua dan guru untuk ilmu otak anak-anak (neurobiologi) telah menyebabkan kesalahan dalam pendidikan anak usia dini. Akibatnya, potensi anak-anak tidak dapat berkembang dengan baik. Oleh karena itu, tepatnya guru dan orang tua memahami pekerjaan dan perkembangan alami otak pada anak-anak.
Oleh karena itu, kita mempelajari ilmu saraf dalam pembelajaran di tingkat pendidikan, kita akan tahu bagaimana otak bekerja pada anak-anak sehingga kita dapat memberikan dorongan yang sesuai dengan perkembangan anak dan dapat meningkatkan kinerja / fungsi otak anak dengan benar.
semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H