Lihat ke Halaman Asli

Maulida

Admin di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)

Monica Susanto, Didoakan Bangkrut hingga Launching Coco Nico

Diperbarui: 14 Juli 2022   12:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Monica Susanto/Instagram @myonzie

Nama Monica Susanto mungkin terbilang baru di dunia bisnis food and beverage. Kiprahnya yang masih seumur jagung tak menyurutkan semangat untuk melangkah. Belajar dan terus belajar, bangkit dan terus bangkit. Apapun yang diucapkan orang, dia tak ambil pusing. Meskipun masih muda, Monica Susanto adalah generasi anti-baper

Bisnis Pertama Monica Susanto Gagal Total

Berbekal semangat ingin membuat orang happy dengan makanan yang dia ciptakan, Monica Susanto mendirikan Tiny Dumpling pada tahun 2018. Bisnis kuliner ini dia ciptakan karena kecintaannya pada street food semasa sekolah. Tanpa memperhitungkan kondisi pasar, Monica Susanto memperkenalkan cita rasa dumpling yang otentik. 

"Saya terlalu idealis waktu itu. Saya tidak terlebih dahulu melakukan research. Menurut saya enak, menurut orang lain juga pasti enak, padahal belum tentu," ungkapnya.

Restoran Tiny Dumpling ini berdiri hanya satu tahun dan gagal total. Banyak mendapat respon negatif dari customer. Ada yang menyebut, di restoran ini mereka keracunan makanan, padahal sebenarnya mungkin citarasa Indonesia dan China jauh berbeda. 

Satu komentar customer yang paling dia ingat sampai sekarang adalah, "Kamu sebentar lagi akan bangkrut." Monica Susanto cukup down mendengarnya, akan tetapi dia tidak berhenti berusaha. Jiwa kompetitifnya memaksa dia untuk putar otak apa yang sebenarnya diinginkan oleh customer. Semangatnya tak pernah putus hingga benar-benar menyajikan makanan yang membuat orang bahagia. 

Halo Hongkong Cafe, Bangkitnya Monica Susanto

Halo Hongkong Cafe/Instagram @halocafe.bdg

Tiny Dumpling yang gagal total kemudian re-brand menjadi Halo Hong Kong Cafe.  Dia ingin menyajikan street food Hong Kong ke dalam restoran yang nyaman. Saat pembentukan Halo Hong Kong Cafe ini Monica Susanto berusaha mature. Dia berusaha mendengarkan saran dari customer makanan apa yang sebenarnya customer inginkan. Dia melakukan survey dan beberapa customer mengatakan ingin mie atau dimsum. 

Halo Hong Kong Cafe berjalan lancar. Monica Susanto bahkan membuka cabang baru selain di Bandung yakni di Kota Baru Parahyangan. Sayang sekali perjuangannya harus terhempas karena badai Covid-19. Semua restoran harus tutup, tidak boleh ada dine-in. Dia hanya bisa menjual dimsum frozen kala itu. 

Diterjang Badai Covid-19, Monica Susanto Tetap Tangguh

Pandemi Covid-19 menjadi ujian terberat bagi pelaku bisnis kuliner. Tahun-tahun ini menjadi tahun-tahun suram karena semua restoran harus tutup. Tidak boleh makan di tempat. Banyak pemilik restoran yang kemudian memberhentikan karyawannya, bahkan ada beberapa yang kemudian bangkrut dan terpaksa harus menjual restorannya.

Monica Susanto terus putar otak bagaimana berjualan dari rumah saja. Dia mulai mencari cara untuk menutup cost kebutuhan operasional restoran sehari-hari. Bonding yang kuat antara dia dan karyawan membuat perempuan ini tidak ingin melakukan PHK (Pemberhentian Hubungan Kerja) sepihak. 

Berkat saran dari beberapa karyawannya, dia kemudian memutuskan menjual minuman ala cafe dalam kemasan botol. Ternyata usaha ini berhasil dan keuntungannya cukup untuk menggaji karyawannya. Tak disangka, penjualan minuman botolan dan dimsum frozen ini menjadi marketing untuk restoran Halo Hongkong Cafe. Dari mulut ke mulut, orang mulai mengenal nama Halo Hong Kong Cafe.

Berkah Pandemi bagi Reseller Modal Terjangkau

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline