Saya akan sedikit membagi pengalaman saya tentang seroang penjual dipinggir pasar yang memiliki marketing yang bagus dan pemikiran yang hebat. Walaupun terkadang sebuah warung kopi berada dipinggir jalan atau ditempat yang ramai, itu belum dapat memastikan jaminan konsumen yang ramai akan hadir ke warkop itu.
Mengenai warung kopi atau yang sering disingkap warkop kita akan selalu menghafalnya sebagai tempat untuk meminum segala jenis minuman berbentuk coffe dan dilengkapi sajian makanan teretentu. Namun, setiap warkop itu sendiri harus memiliki cara untuk menarik sebanyak mungkin konsumen. Lantas, cara seperti apa yang bisa digunakan untuk menarik seorang konsumen?
Kali ini kita akan memulai memulai beberapa trik yang saya lihat ketika warkop Buk Mar menggunakan trik ini dipinggir pasar. Saya akan memberikan dan membocorkan beberapa triknya saja yang saya ketahui.
1). Menggunakan Nama di usahanya Sendiri
Penggunaan nama sendiri atau nama siapa saja pada usaha yang ingin kita bangun atau yang lagi berjalan. Itu dapat meningkatkan daya tarik bagi para konsumen yang melihatnya, ini merupakan cara daya tarik seorang pengusaha pada bidang penjualan untuk membuat para konsumennya penasaran, sebab inilah juga daya tarik yang membuat konsumen ingin singgah ke warkop ini.
2). Memiringkan Harga Padahal yang lain Naik
Yaps, sangat benar harga dan kualitas disini sangat mempengaruhi sekali. Ketika banyaknya usaha warkop yang bersaing dibanyaknya suatu tempat tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan pun semakin ketat. Dengan cara memiringkan harga dengan posisi kualitas yang sama seperti lainnya, ini menarik cepat para konsumen. Dengan memiringkan harga sebenarnya ini tidak membuat kerugian yang besar pada perusahaan warkop atau lainnya. Sebab, ketika perusahaan memiringkan harganya otomatis ini menarik daya tarik konsumen dan bakal menjadi konsumen tetap. Ini menunjukkan fakta juga bahwa yang lebih miring lebih banyak dicari dan dilihat masyarakat. Lebih baik harga miring ramai konsumen, daripada harga tinggi tapi tidak memiliki konsumen itu lebih sulit berkembang.