Lihat ke Halaman Asli

Maulana Kurnia Putra

Chief of Representative Daarul Qur'an

Membahasakan Aksara, Mengaksarakan Bahasa, Perkara!

Diperbarui: 8 September 2024   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelas Menulis dan Menyusun Program Sosial oleh penulis

"Hanacaraka datasawala padajayanya magabathanga" (Ajisaka).

"... kita bicara dalam bahasa ibu, tetapi selalu menulis dalam bahasa "asing". Kesimpulanku, kami penulis sama saja: semua adalah tahanan, residivis, warga gerombolan bertato" (Jean Paul Sartre).

Sejarah aksara adalah sejarah kisah. Ajisaka membangun biografi dan pandangan hidup orang Jawa melalui jagad aksara, bukan dimulai dengan sebuah struktur kata. Setiap aksara merepresentasikan berbagai hal: sejarah, falsafah, nilai, cara pandang, dan konstruk makna.

Aksara bukan sekadar alfabeta, lebih dari itu. Aksara menjadi otonom, individual, dan persuasif.

Di pelbagai kebudayaan di sudut dunia, aksara menceritakan ke-manunggalan manusia dengan jagad gedhe di luar dirinya. Seolah membangun sebuah interelasi tak rampung, aksara menjadi ejawantah pembelajaran. 

Sansekerta, Jawa, Cina, Herogliph, atau lukisan-lukisan di goa purba adalah bukti ke-manunggalan yang terjadi sejak zaman purba. Aksara membangun bahasa dan imajinasi yang tak henti, selalu berulang, dan bergerak keluar dan ke dalam diri manusia: terus ulang alik. 

Melalui aksara, manusia memasuki ruang-ruang gelap, senyap, lalu seringkali terhenyak melihat suatu hal yang lain. Kontemplasi yang terkadang melampaui atau sekedar introspektif.

Dari sinilah, ada kata-kata "budaya" yang dimulai. Melalui aksara, menggerakkan budaya, sebagai tanda bahwa kehidupan manusia tidak berada dalam suatu ruang yang hampa.

Aksara menggerakkan bahasa, dimana bahasa adalah kediaman ada. Bahasa adalah rumah dimana gagasan bergerak, seperti hanacaraka.

Selaik mantra, bahasa mendapatkan kuasa domestiknya, yang otonom dan menggerakkan adab, menggerakkan nalar. Kelahiran penyair dan penulis adalah bukti dari gerak jagad aksara itu sendiri. 

Penyair adalah peracik angan, ketegasan sikap, jiwa, bahasa, dan sudut pandang untuk mencipta atau sekedar pengantar maksud. Dan aksara menjadi sebuah gambaran dimana semua ihwal itu bermakam dan terus bergerak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline