Kebanyakan orang memiliki rencana dan harapan yang berbeda-beda saat sedang menjalin suatu hubungan. Ada yang masih ingin berkelana, mencoba mengenal lebih jauh lagi, atau sudah berorientasi pada jenjang selanjutnya yaitu pernikahan. Sebuah tanda yang mendorong seseorang untuk siap dalam menikah bukan hanya soal usia saja, tetapi lebih jauh lagi melibatkan kesiapan fisik, mental, dan finansial.
Suatu hal yang perlu diingat adalah pernikahan tak sekadar euforia melegalkan status dengan pasangan saja, tapi perlu komitmen seumur hidup. terkadang tanda-tanda seseorang siap nikah bisa sangat jelas terlihat, seperti frekuensi membicarakan rencana pernikahan secara terbuka. Namun tidak semua orang menunjukkan hal ini dengan jelas. Ada yang ekspektasi dan tenggat waktunya masih samar.
Berikut ini adalah tanda tanda jika seseorang sudah siap menikah :
1. Bukan karena paksaan
Masyarakat di Indonesia memiliki kebiasaan yang masih melekat yaitu kerap mencampuri urusan orang lain ketika harus mengambil keputusan personal seperti kapan menikah. Belum lagi paksaan atau teror ketika seseorang sudah mencapai usia tertentu namun belum ada tanda-tanda akan menikah.
Akan tetapi yang pasti, seseorang yang siap nikah adalah mereka yang mengambil keputusan itu bukan karena paksaan atau teror dari sekitar. Entah itu dari keluarga, tetangga, teman, dan banyak lagi. Jika pernikahan dijadikan ajang pembuktian untuk mematahkan teror dari sekitar, seringkali kesiapan mental menjadi nomor sekian.
2. Berkaca pada pernikahan orangtua
Ketika pasangan sering berbicara tentang pernikahan orangtuanya yang menyenangkan dan langgeng, itu indikasi bahwa mereka siap nikah dan bersemangat memulai komitmen serupa dengan yang sudah dilakukan orangtua. Jika topik semacam ini muncul, bahas tentang kesiapan masing-masing pihak dengan detil.
3. Memperkenalkan dengan keluarga besar
Tanda-tanda lain seseorang siap menjalin komitmen ke jenjang pernikahan adalah tidak ragu memperkenalkan pasangan kepada keluarga besar, bukan hanya keluarga inti saja. Jika ada perbedaan pandangan tentang hal ini semisal pasangan tidak ingin diajak berkenalan dengan keluarga lebih cepat, diskusikan dan cari jalan tengah. Jangan ada yang merasa terpaksa.