Lihat ke Halaman Asli

Maulana Ikhsan Triswanto

Mahasiswa HES 22

Kasus Nikita Mirzani, Lolly, dan Vadel Badjideh

Diperbarui: 28 September 2024   02:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Nama: Maulana Ikhsan Triswanto

NIM: 222111050

Kelas: HES 5B

Analisis Kasus Nikita Mirzani, Lolly, dan Vadel Badjideh dengan Pendekatan Hukum Positivisme

Dalam kasus ini, beberapa poin penting yang dapat dianalisis dengan pendekatan hukum positivisme adalah:

1. Undang-Undang yang Berlaku:
  a. Undang-Undang Perlindungan Anak: Kasus ini melibatkan seorang anak di bawah umur, sehingga Undang-Undang Perlindungan Anak menjadi acuan utama. Undang-undang ini mengatur tentang hak-hak anak, perlindungan terhadap anak dari segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan seksual, dan juga mengatur tentang pertanggungjawaban pidana bagi pelaku tindak pidana terhadap anak.
  b.  Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP): Tindakan yang dilakukan oleh Vadel Badjideh, jika terbukti, dapat dijerat dengan pasal-pasal dalam KUHP yang mengatur tentang persetubuhan dengan anak di bawah umur dan atau tindak pidana aborsi.
  c. Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE): Jika dalam kasus ini terdapat unsur penyebaran informasi yang tidak benar atau fitnah, maka UU ITE juga dapat diterapkan.

2. Proses Hukum:
  a. Laporan Polisi: Kasus ini bermula dari laporan polisi yang diajukan oleh Nikita Mirzani. Laporan polisi ini merupakan langkah awal dalam proses penegakan hukum.
  b. Pemeriksaan Saksi: Polisi akan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, termasuk korban, pelaku, dan saksi lainnya untuk mengumpulkan bukti-bukti.
  c. Penyelidikan dan Penyidikan: Polisi akan melakukan penyelidikan dan penyidikan untuk mengungkap kebenaran dari peristiwa yang terjadi.
  d. Penuntutan: Jika ditemukan cukup bukti, maka perkara akan diajukan ke pengadilan untuk diadili.

3. Putusan Pengadilan:
   a. Hakim akan memutus perkara berdasarkan bukti-bukti yang ada dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Putusan hakim bersifat final dan mengikat bagi semua pihak.

Dalam kasus ini, pandangan hukum positivisme terlihat jelas dalam:

1. Fokus pada Hukum Tertulis: Proses hukum yang berjalan mengacu pada undang-undang yang berlaku, seperti Undang-Undang Perlindungan Anak, KUHP, dan UU ITE.
2. Pemisahan Hukum dan Moralitas: Hukum positivisme tidak mempermasalahkan aspek moral dari suatu tindakan, melainkan hanya melihat apakah tindakan tersebut melanggar hukum yang berlaku atau tidak.
3. Peran Negara: Negara melalui aparat penegak hukum memiliki peran penting dalam menegakkan hukum dan memberikan sanksi kepada pelaku tindak pidana.

Kasus Lolly, Nikita Mirzani, dan Vadel Badjideh merupakan contoh nyata dari penerapan hukum positivisme dalam sistem hukum Indonesia. Proses hukum yang berjalan akan mengacu pada undang-undang yang berlaku dan tidak mempertimbangkan aspek moral dari tindakan yang dilakukan oleh pelaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline