Lihat ke Halaman Asli

Bendera Putih untuk Koalisi Merah Putih

Diperbarui: 1 Februari 2016   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bergabungnya PAN, PPP versi jaan fadris ke KIH, ingin merapatnya golkar ke pemerintah, silahturahmi presiden PKS ke istana yang berujung diturunkanya wakil ketua DPR yang nyinyir fahri hamzah serta Ketua DPR yang dicopot membuktikan bahwa Koalisi Indonesia Hebat yang dipimpin oleh presiden Jokowi memang terbukti hebat.

Kelompok KMP yang dicetus Gerindra dan ingin menjadi oposisi permanent ternyata hanyalah bualan belaka. Satu per satu partai2 di KMP telah keluar dan menyatakan bergabung dengan pemerintah. Praktis hanya Gerindra dan PKS saja yang ada di KMP. Bahkan mungkin nantinya hanya akan tinggal gerindra sebatang kara karena PKS masih me lihat2 situasi.

KMP yang pada awal2 berjalannya pemerintahan jokowi selalu riuh dan nyinyir dengan kebijakan2 RI1, saat ini terlihat sepi dan senyap seperti tidak ada gairah berpolitik. Praktis hanya menyisakan fadli zon yang dari dulu terkenal nyinyir dengan kritikan2nya yg terkadang tidak substansial.

Tentu kita berharap agar fadli zon tidak kehilangan gairah nyinyirnya, supaya masih ada "humor2" lucu yang akan dilontarkannya. Sebab tanpa ada "humor2" dari parlemen, politik kita kelihatan sepi - senyap dan tidak ada gairah sedikitpun.

Ibarat permainan sepak bola, KMP yang telah banyak kehilangan pemainnya tentu akan kalah telak oleh Koalisi indonesia Hebat yang memang terbukti hebat.

Kita rakyat Indonesia sebagai penonton dan pengawas pertandingan tentu ingin melihat permainan yang ketat dan seru dari kedua belah pihak.

Saat KMP yang dipimpin oleh pak prabowo subianto yang dikenal gagah dan "perkasa , sudah tidak sanggup lagi merasakan gawangnya "kebobolan" lebih banyak oleh KIH yang dipimpin oleh pak Jokowi yg di identikkan dengan kerempeng dan lemah, BENDERA PUTIH harus dikibarkan secepat mungkin agar tidak terjadi lagi "pembantaian2" selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline