Aku menggigil malam ini, seperti malam – malam sebelumnya Tepatnya mulai ketika kau pergi, menghilang diujung senja yang sunyi. . . Seketika hatiku mati rasa. . . Seakan setiap napas yang aku hirup adalah detik - detik menuju kematian Seketika setiap gerak – gerik kakiku layu. . . Seakan setiap langkahnya tak menentu Seketika setiap pandanganku gelap. . . Seakan hanya ada bayangmu yang semakin pekat Aku terlalu mencanduimu~ Mungkin karena sudah terlanjur basah, terlanjur terbiasa menjinjing kemana – mana apa itu harapan bahagia. . . Terlanjur luka. Hari ini aku mendapat kabar, kalau aku telah dikuburkan jauh di dalam ingatanmu. . . “Berengseknya kamu ! begitu mudahnya kau meniadakan kisah kita berdua yang pernah tercipta”, hatiku menggerutu. Lantas apa aku juga harus seperti kamu ? Juga mencoba jauh menguburkan sosokmu ke dalam masa lalu. . . Tapi ini sungguh terlalu terasa sangat sulit untukku Sepertinya semua indraku tunduk kepadamu~ Aku juga masih ingat, ketika kau pernah mengatakan kepadaku, ” Kamu pasti bisa mendapatkan yang jauh lebih baik dariku “. Oh ! Manis sekali, inginku gampar wajahmu berulang – ulang kali sekeras mungkin, andaikan kau sekarang ada di sini di hadapanku. . . Atau. . . Aku malah memilih untuk memelukmu erat – erat, agar kau tahu betapa semua ini sungguh menyesakkanku Ahh ! aku sungguh buta akanmu. . . Kamu telah berhasil membuat semua apa yang ada di diriku membeku. . . Hampir tak bernyawa Hampir tak mampu meraba. . Hampir tak mampu mencari kebahagiaan yang ada. . . Pada yang lain. . . Selain kamu~
~MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H