Lihat ke Halaman Asli

Puisi yang Tak Terselesaikan

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku berhenti dibait terkahir puisi ini
Puisiku sendiri. . .

Aku lupa cara menyelesaikannya
Tlah lupa cara menemukan keindahan dari balik huruf yang keluar dari sisa tetsa-tetes air mata.

Aku seperti merangkai yang tak ada, mencari yang tak nyata
Dan aku menyadari kalo aku hanya berputar-putar saja. . .

Aku tlah membohongi diriku sendiri
Membunuh kesunyian dengan menyayat kata melalui urat nadi.

Aku terlihat jadah sekarang dengan membenci diri sendiri
Pecundang yang berkelahi dengan birahi

Dasar Mani !!!

Akhirnya aku tak mampu menyelesaikan puisi ini

Puisi yang harus diakhiri dengan huruf ” I” .

Atau aku tuliskan saja agar puisi ini rampung dengan kalimat “Hati yang sedang dicintai” ataukah “Detik-detik menunggu mati” .

Agar puisi ini tak lagi menghantui. . .

~MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline