12 ribu desa di Indonesia belum teraliri listrik
7,3 juta keluarga Indonesia belum menikmati aliran listrik
Rasio Pemerataan Listrik Indonesia Paling Rendah Se-ASEAN
Membaca dua angka statistik di atas, saya ingin langsung mengelus dada. Bagaimana bisa masih sebanyak ini masyarakat Indonesia yang belum teraliri listrik? Saat ini, rasio elektrifikasi nasional baru mencapai angka 87%. Padahal perlu diingat bahwa mendapatkan pasokan listrik itu adalah hak setiap warga negara Indonesia. Pemerintah memiliki kewajiban untuk memenuhi hak warga ini, tidak bisa ditawar. Mengutip perkataan Menteri ESDM Sudirman Said, listrik adalah kebutuhan dasar manusia modern.
Fakta lain yang baru saya ketahui tentang penyediaan listrik Indonesia adalah negara kita memiliki rasio elektrifikasi yang terendah se-ASEAN. Indonesia sudah 70 tahun merdeka, tapi masih ada masyarakat yang belum pernah sehari pun menikmati terangnya lampu hingga asyiknya menonton televisi. Ini adalah sebuah masalah yang besar. Pertanyaan pun muncul, sudah adakah jawaban dari pemerintah untuk menjawab masalah besar ini? Saya melihat ada 3 program pemerintah yang memiliki potensi besar untuk membantu mengatasi masalah kurangnya pasokan listrik di Indonesia. Berikut adalah penjabaran 3 program ini:
1. Program pemasokan listrik 35.000 MW Tahun 2019
Ketika Jokowi mulai menjabat sebagai Presiden di tahun 2014, ia memiliki visi untuk menambah pasokan listrik sebesar 35.000 MW di tahun 2019. Visi 35.000 MW ini mulai dikembangkan setelah terindikasi ada kemungkinan krisis listrik dapat terjadi 3 hingga 4 tahun ke depan.
Walaupun sampai saat ini kabarnya belum 1% dari target pun tercapai, pemerintah masih terus menggenjot pembangunan pembangkit-pembangkit listrik di seluruh Indonesia untuk mewujudkan visi ini. Tender-tender proyek pembangkit pun terus dilakukan. Beberapa pembangkit terkenal yang akan dibangun melalui proses pelelangan untuk membantu memenuhi visi ini adalah: PLTU Jambi, PLTGU Jawa 1, PLTU Bangka 1, PLTGU Riau, dan masih banyak proyek lainnya.
Menurut saya, program ini cukup ambisius. Apakah target bisa terpenuhi sesuai deadline pun masih menjadi pertanyaan besar. Tapi saya kira, dengan proses tender yang objektif dan pemilihan pemenang tender yang memang memiliki kapabilitas paling mumpuni, pencapaian pasokan listrik masih berpotensi untuk semakin dekat ke angka 35.000 MW di 2019. Lebih baik terus bekerja dibandingkan berhenti karena pesimis meraih tujuan, bukan?
2. Pengembangan energi terbarukan
Nah, apakah Anda tahu bahwa banyak sumber energi terbarukan yang berlimpah tersimpan di tanah air? Menangkap potensi ini, Kementerian ESDM mengadakan Program Indonesia Terang (PIT) yang bertujuan untuk membangun pembangkit listrik dari energi terbarukan untuk desa-desa yang belum mendapat pasokan listrik. Ya, pengembangan pembangkit menggunakan energi terbarukan juga dilihat sebagai solusi untuk mengatasi isu elektifikasi di Indonesia yang belum mencapai 100%.