Lihat ke Halaman Asli

Maulana MuhammadFikri

Mahasiswa, penulis pemula

Menelisik Pentingnya Pendidikan untuk Mencetak Generasi Bangsa yang Unggul

Diperbarui: 16 Maret 2023   14:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan tonggak pendidik karakter dan moral bangsa. Pendidikan dapat diartikan sebagi proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pembelajaran dan pembentukan karakter. Indonesia merupakan negara berkembang masih kesulitan dalam penerapan system pendidikan. 

Padahal Indonesia memiliki tujuan yang sangat mulia dalam pendidikan yang dituliskan dalam isi pembukaan undang-undang 1945 yang berbunyi "mencerdaskan kehidupan bangsa" tentunya menjadi tonggak perkembangan kesejahteraan dan kebudayaan bangsa Indonesia. Tapi dalam realitanya rendahnya mutu pendidikan menjadi factor penghambat penyediaan sumber daya manusia yang memiliki skill dalam memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang. Banyak factor yang meletarbelakangi hal tersebut diantaranya :

  • Mahalnya biaya pendidikan 
  • Di Indonesia denga status negara berkembang tentunya biaya menjadi salah satu factor hilangnya minat untuk melanjutkan pendidikan, tidak heran di beberapa wilayah di indoneisa khusunya Lombok banyak pelajar yang tidak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan memilih untuk bekerja atau menjadi tenaga keja ke luar negeri dibangdingkan melanjutkan pendidikannya. Dengan permasalahan diatas tentunya pemerintah telah mencanangkan pendidikan gratis dan wajib belajar selama 12 tahun. Akan tetapi biaya yang lain tidak terhitung dalam biaya tersebut ditangguhkan oleh pribadi. Biaya tersebut anata lain: biaya tansfortasi, biaya buku, biaya seragam dan biaya peralatan lainnya. Masyarakat selain memikirkan biaya pendidikan juga memikirkan biaya yang lain seperti makan yang semakin hari semkin naik, sehingga masyarakat memutuskan untuk bekerja daripada melanjutkan pendidikan.
  • Fasilitas pendidikan yang kurang memadai 
  • Fasilitas sekolah yang ada di Indonesia masih kurang cukup, karena dalam keberlangsungan pengajaran didalam kelas tentunya perlu perlengkapan untuk mendukung kesuksesan dalam pengajaran. Banyak sekolah yang masih belum memiliki lab computer, lab praktek, bahkan masih banyak sekolah yang bangunanya hampir runtuh.
  • Kurangnya pemerataan pendidikan
  • Sekolah yang menjadi unggulan menjadi prioritas pemerintah untuk memeberikan fasilitas yang sangat lengkap untuk membantu proses pendidikan, pemerintah lebih menaruh perhatian pada sekolah yang ada di kota daripa di desa. Contohnya kesejahteraan guru yang mengajar. Guru yang mengajar di kota lebih besar gajinya dibandingkan dengan gur yang ngajar di desa, hal ini membuat semangat guru/pengajar kurang efektif dalam menyampaikan ilmu pengetahuan dan mengajar sewajarnya. Padahal guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa.
  • Kurikulum yang tidak menentu
  • Kurikulum merupakan sekumpulan tahapan yang didesain untuk peserta didik dengan petunjuk institusi pendidikan yang isinya berupa proses yang statis maupun dinamis dan kompetensi yang harus dimiliki. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Tetapi dalam situasi lapangan kurikulum di Indonesia terlalu kompleks, dimana peserta didik terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya. Hal tersebut berdampak pada peserta didik hanya memahami materi setengah-setengah ditanya menyeluruh. Berdampak pada pengetahuan peserta didik akan sangat terbatas dan peserta didik kurang mengeluarkan potensi. Selain kurikulum yang kompleks sistem kurikulum di Indonesia sering berganti-ganti nama, kurikulum di Indonesia sering sekali mengalami perubahan. Namun, perubahan tersebut hanyalah sebatas perubahan nama semata. Tanpa mengubah konsep kurikulum, tentulah tidak akan ada dampak positif dari perubahan kurikulum Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline