Lihat ke Halaman Asli

Manusiawi

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Manusia memang mahluk yang paling aneh, mungkin itu adalah akibat dari pergolakan hati dan pikiran, perasaan aneh datang dari mereka yang sadar dan keanehan datang dari mereka yang alpha atas apa yang mereka lakukan, psikologi subjektif memang. Tapi ini hanyalah ungkapan tentang realita yang ada, yang kadang banyak dari kita tak mau mengakuinya, berusaha menutupi dengan argument logis berlandaskan aktualisasi diri, yah terlalu ilmiah memang bila melihat maksud sebenarnya adalah sombong.

Hmmm apakah kau tahu menulis itu memang indah selalu ada keajaiban ditiap kata-katanya, ia seakan menggerakkan imajinasi pada ingatan dan kenangan yang terekam menjadi sebuah perjalanan indah yang mengagumkan, membuat sebuah jembatan kehidupan baru tentang harapan, kadang kau senang kadang kau sedih, kadang kau garang dan kadang kaupun lemah, itulah sebenarnya kawan yang membuatmu menjadi manusia seutuhnya, syukurilah itu. Yakinkan semua hikmah ada ditanganNya, yang perlu kita lakukan hanyalah mengungkapkan cinta, karena itulah ekspresi jiwa yang memberi bahagia, itulah anugrah terindah tuhan pada jiwa manusia, bila perbedaan adalah rahmat maka cinta adalah intinya, kau yakin itu???

Kini kubiarkan kenangan itu indah menyapa, kubiarkan alur-alur nada tawa dan duka berjalan beriringan mengikuti aroma duniawi yang begitu menggoda, oh andai indahnya syurga diijinkan untuk dibayangkan, mungkin mengejar akhirat akan selalu menjadi pilihan utama, itulah salah satu hikmahnya. ketika kita berjalan sendiri dikeramaian ditemani sepi dihati, mungkin kita akan merenung tentang indahnya kebersamaan, bersama dia yang bisa kita cintai, atau dia yang dengan tulus mencintai kita, aku sungguh sangat merindukannya, entah dimana??? Namun kuharap Allah selalu menjaganya…

Berbicara sesuatu yang manusiawi memang beragam ronanya, dikala bencana mungkin itulah eksplisitnya, ada bantuan dan solidaritas nyata, walaupun dengan maksud yang berbeda-beda, tapi setidaknya kita telah menunjukkan bahwa kita manusia, dan kau tahu pesan ini kusampaikan sebenarnya hanya untukmu, untukmu yang benar-benar mengerti akan kekurangan diri dan kelemahan hati, karena sebanarnya kita tak akan pernah bisa sesumbar membaca takdir kecuali berharap do’a itu menjadi kenyataan, karena pada hakikatnya tuhanlah yang menentukan.

Inilah lanturan jiwa pada berbagai macam rasa tentang manusia atau tentang dirinya sendiri yang sedang bersimpuh pada kenangan lama, obat kerinduan dikala lara, juga sebagai kepuasan bagi kegelisahan jiwa.Bagi kamu yang merasa manusia, pesanku berhentilah mencoba kalo ujungnya hanya akan menyakiti, yakinkan jawaban setiap pertanyaan pada hati, jangan biarkan ego pribadi menguasai, apalah arti kebanggan diri dengan orang lain yang tersakiti, lupakan penat sesaat, bershalawatlah untuk sebuah nikmat. Memang aroma dunia itu menggoda, tapi jangan biarkan ia menjadi kita, buktikan bahwa kitalah dunia, buat ia tunduk pada kebijaksanaan kita yang bersahaja, karena pada hakikatnya semua orang berbakat untuk hidup lebih lama, apalagi dikenang dalam kebaikan. Hmmm…setidaknya kita telah menjadi bagian dunia yang mencerahkan bukan…?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline