Lihat ke Halaman Asli

Di Bawah Langit Malam

Diperbarui: 21 Februari 2020   07:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bekerja adalah kewajiban bagi setiap orang, terutamanya laki-laki, seperti saya sendiri Fathir dirgantara, saat ini saya menjadi salah satu pegawai di perusahaan swasta yang berkecimpung di bidang konveksi. Saya senang dengan pekerjaan saya, tidak pernah sekali pun ada rasa capek atau lelah selama saya bekerja apalagi ditambah teman dan keluarga yang selalu menyemangati tiap langkah yang saya lalui. 

Tapi apakah akan selalu seperti itu? Apakah hidup akan selalu seperti itu? Tidak. Perkataan tempo hari teman saya yang bilang kalau Tuhan tidak menciptakan kita untuk cari duit terus mati, itu terus mempengaruhi pikiran saya setiap saat. Sampai akhirnya

"Jo tentang perkataan kau tempo hari ada benarnya juga, aku ikut"

Iya Jody dwi Saca, dia itu temenku dari zaman SMA, beruntungnya kita sekarang bisa satu kerja bareng. Tempo hari itu dia mengajakku untuk liburan, namun aku menolaknya dengan keras, karena aku pikir buat apa kita pergi bersenang-senang tetapi kewajiban kita tinggalkan. Mendengar itu keluar lah kalimat yang selama ini menghantui otakku.

" Ok kalau gitu aku atur jadwalnya ya"

Setelah beberapa perdebatan yang panjang akhirnya kita putuskan untuk pergi ke Labuan Bajo, kita akan disana sekitar 3 hari diatas kapal pinisi kayunya yang terkenal seantero Indonesia. Dan kita juga memutuskan untuk pergi kesana menggunakan pesawat, ya itung-itung ngirit waktu lah.

Liburan ini sekaligus menjadi liburan terjauh yang pernah aku lalui, sepanjang perjalanan diatas awan dari Bandara Internasional Soekarno Hatta ke Bandara Komodo aku masih tetap saja memikirkan tentang kewajiban sebagai seorang pekerja.

" Tir udah gausah dipikirin, santai aja"

Dia Adnan teman kantorku yang menemani aku dan Jody berlibur. Jadi liburan kali ini kami berangkat bertiga plus ditambah saudara dari Jody asal Semarang yang nantinya akan menyusul kami, atau kami yang menyusul dia?

04.30 kami sampai di Bandara Komodo, perjalanan selama 4,5 jam sangatlah tidak terasa. Dan benar saja saat sampai disana sudah ada seorang wanita cantik dengan rambut hitam lurus sepunggung, saya cukup kagum melihatnya, karena walaupun saya tau dia lelah, tetapi wajahnya sama sekali tidak mencerminkan bahwa dia lelah, malah sebaliknya, wajahnya yang cantik tetap memancarkan semangat pada kami, terutama padaku.

"Hi aku Kiara "

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline