Kasus penggelapan dan pencucian uang yang melibatkan seorang dosen dari Universitas Gadjah Mada (UGM) mengejutkan banyak pihak, terutama karena posisi dosen tersebut sebagai seorang ahli nuklir. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan serius tentang integritas dalam dunia akademik dan bagaimana tanggung jawab moral seorang akademisi yang seharusnya menjadi teladan justru dipertaruhkan.
Kasus ini menggambarkan dampak buruk ketika integritas akademik tidak dijaga dengan baik. Seorang profesor, yang seharusnya menjadi panutan dalam moral dan etika, justru terlibat dalam tindakan melanggar hukum. Penggelapan dana sebesar Rp 9,2 miliar tidak hanya merusak reputasi pribadi, tetapi juga mencoreng nama institusi tempatnya mengajar. Integritas, yang menjadi fondasi dari setiap profesi, terutama di bidang akademik, harus dijaga dan dihormati.
Menurut laporan, Yudi Utomo Imarjoko, dosen yang diduga terlibat dalam kasus ini, telah menandatangani surat pernyataan yang menyatakan bahwa ia akan mengembalikan uang yang diduga digelapkan. Namun, hingga tenggat waktu yang diberikan, uang tersebut tidak dikembalikan, dan tidak ada upaya lebih lanjut untuk menyelesaikan masalah secara baik-baik. Fakta ini menunjukkan adanya ketidakseriusan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
Pihak kepolisian telah mengeluarkan surat perintah penangkapan dan memasukkan Yudi ke dalam daftar pencarian orang (DPO) setelah ia mangkir dari panggilan polisi. Langkah ini diambil karena Yudi diduga menggunakan uang hasil kejahatan tersebut untuk kepentingan pribadi, termasuk membeli mobil, rumah, dan tanah di berbagai daerah. Tindakan ini menegaskan bahwa ada pelanggaran serius yang dilakukan, yang tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Seorang profesor yang melakukan penggelapan dana ibarat seorang nahkoda kapal yang seharusnya mengarahkan kapal ke pelabuhan dengan selamat, namun justru menenggelamkan kapal tersebut karena tergiur oleh harta karun di dasar laut. Alih-alih menjaga kepercayaan dan tanggung jawab yang telah diemban, ia malah mengorbankan banyak pihak demi keuntungan pribadi. Dalam dunia akademik, kepercayaan dan integritas adalah hal yang paling berharga, dan tanpa itu, kredibilitas seorang akademisi akan hancur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H