Lihat ke Halaman Asli

Lini Belakang Garuda Indonesia Rentan, Dihajar 4-0 oleh Jepang

Diperbarui: 17 November 2024   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kekalahan telak Timnas Indonesia dari Jepang dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 telah menyoroti sejumlah permasalahan fundamental dalam skuad Garuda, terutama di lini belakang. Cedera Kevin Diks dan absennya Eliano Reijnders menjadi dua faktor yang semakin memperparah situasi. Namun, di balik kedua peristiwa ini, terdapat sejumlah persoalan lebih kompleks yang perlu diurai.

Analisis Mendalam: Di Balik Kelemahan Lini Belakang

  • Kekurangan Pengalaman Internasional: Banyak pemain belakang Indonesia yang masih minim pengalaman bertanding di level internasional. Kurangnya jam terbang di kompetisi yang lebih kompetitif membuat mereka kesulitan menghadapi tekanan dan kecepatan permainan tim-tim kuat seperti Jepang.
  • Koordinasi yang Lemah: Komunikasi antar pemain belakang seringkali terlihat kurang efektif. Hal ini menyebabkan ruang kosong yang mudah dimanfaatkan oleh lawan untuk melakukan serangan balik.
  • Kurangnya Variasi Taktik: Timnas Indonesia seringkali terlihat bermain dengan satu pola permainan yang mudah ditebak oleh lawan. Kurangnya variasi taktik membuat lawan dengan mudah membaca pergerakan pemain Indonesia.
  • Fisik yang Belum Optimal: Secara fisik, pemain belakang Indonesia masih kalah bersaing dengan pemain Jepang yang memiliki postur tubuh lebih tinggi dan kuat. Hal ini membuat mereka kesulitan dalam duel udara dan perebutan bola.

Misteri Reijnders: Aset Terpendam atau Pilihan Taktis?

Absennya Eliano Reijnders dari skuad utama terus menjadi perdebatan. Pemain yang memiliki kemampuan lengkap sebagai gelandang bertahan ini dinilai mampu memberikan kontribusi besar bagi tim. Apakah absennya Reijnders murni karena alasan teknis atau ada faktor lain yang melatarbelakanginya? Pertanyaan ini masih belum terjawab secara jelas.

Peran Pelatih dan Federasi

Pelatih Shin Tae-yong memiliki peran yang sangat penting dalam memperbaiki performa tim. Namun, ia juga membutuhkan dukungan penuh dari federasi sepak bola Indonesia (PSSI) untuk membangun tim yang solid dan berprestasi. PSSI perlu menyediakan fasilitas latihan yang memadai, program pembinaan yang terstruktur, serta memberikan kebebasan kepada pelatih untuk memilih pemain terbaik.

Jalan Panjang Menuju Kesuksesan

Memperbaiki lini belakang Indonesia bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan waktu dan proses yang panjang. Selain itu, juga diperlukan dukungan dari seluruh komponen bangsa, mulai dari pemerintah, federasi, hingga masyarakat.

Kesimpulan

Kekalahan dari Jepang menjadi pelajaran berharga bagi sepak bola Indonesia. Masalah di lini belakang harus segera diatasi jika ingin meraih prestasi yang lebih baik di masa depan. Dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh dan menerapkan langkah-langkah perbaikan yang tepat, diharapkan timnas Indonesia dapat bangkit dan menjadi kekuatan yang diperhitungkan di level Asia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline