Lihat ke Halaman Asli

Menyehatkan Rakyat Tanpa Memiskinkan Petani Tembakau

Diperbarui: 6 September 2015   20:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

           Merokok merupakan hal yang biasa bagi masyarakat Indonesia. Setiap hari kita jumpai perokok di pinggir jalan, warung kopi, pasar, dan tempat umum lainnnya. Latar belakang perokok juga beragam, mulai dari pengusaha dan pejabat yang berasal dari kasta tinggi, sampai pemulung yang tidak memiliki rumahpun mengonsumsi rokok. Hal ini menjadi bukti bahwa rokok merupakan kebutuhan pokok bagi sebagian orang Indonesia. “Kebutuhan pokok” ini mengandung zat-zat yang mematikan, contohnya methanol yang jika dihisap dapat mengakibatkan buta, lalu TAR yang dapat menyebabkan kanker paru-paru, dan masih banyak lagi zat yang buruk untuk kesehatan.

            Rokok begitu diminati di Indonesia sehingga sulit untuk menghilangkan budaya merokok. Hal ini memberi dampak positif bagi pemerintah melalui perusahaan rokok. Penghasilan perusahaan rokok disalurkan ke pemerintah melalui pajak. Neraca pendapatan negara Indonesia terbesar berasal dari pajak perusahaan rokok. Pendapatan negara tersebut akan disalurkan untuk pembangunan fasilitas-fasilitas umum di Indonesia yang menguntungkan bagi rakyat. Tidak hanya itu, perusahaan rokok juga menghisap tenaga kerja seperti petani tembakau, sehingga berkuranglah rakyat yang menganggur.

            Cukup banyak keuntungan yang didapat dari rokok, tetapi dampak buruknya bagi kesehatan masyarakat sangat memprihatinkan. Kasus ini sulit untuk diatasi. Pemerintah sudah memberlakukan berbagai kebijakan untuk mengurangi konsumsi rokok dengan tujuan meningkatkan kesehatan masyarakat. Di lain pihak, bila konsumsi rokok dapat ditekan hingga mencapai angka minimal maka pendapatan perusahaan rokok turun, hal ini berdampak pada pendapatan negara dan juga para petani tembakau dapat kehilangan pekerjaannya atau menganggur.

            Solusi permasalahan ini adalah dengan mengganti konsumsi produk rokok dengan rokok elektrik atau disebut juga vape. Menurut Dr. Michael Siegel (Boston University School of Public) munculnya vape dan berkurangnya konsumsi rokok adalah pertanda bahwa kesehatan masyarakat telah meningkat, dan akan berlanjut pada berkurangnya angka kematian serta penyakit. PHE (Public Health England) juga telah menyimpulkan bahwa vape 95% lebih aman dari rokok. Dengan adanya vape konsumsi rokok berkurang dan kesehatan masyarakat Indonesia meningkat, tetapi apa yang terjadi pada para petani tembakau bila konsumsi rokok berkurang? Apakah mereka akan kehilangan pekerjaan? Jawabannya tidak, vape juga mengandung nikotin yang berasal dari tembakau. Para petani tembakau tetap dibutuhkan tenaganya, sehingga tidak terjadi pengangguran.

            Vape / rokok elektrik menjadi jawaban untuk permasalahan kesehatan akibat rokok di Indonesia. Vape sudah cukup dikenal di Indonesia, contoh perusahaan yang menjual vape adalah MOVI (Ministry Of Vape Indonesia). Menurut pemilik MOVI (Dimasz Simorangkir dan Valeska Simorangkir) tujuan MOVI adalah untuk menyebarluaskan manfaat dari vaping dan memberikan alternatif yang lebih sehat untuk para perokok. 

Dimasz and Valeska Simorangkir

http://nervouzer.wordpress.com>rokok

http://www.andimattuju.com

http://www.engadget.com 

www.satujam.com

instagram 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline