Lihat ke Halaman Asli

Tak Hanya Satu, Beberapa Nama Dosen Malaysia Dicatut Dekan FEB UNas

Diperbarui: 17 Agustus 2024   21:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Drama muncul lagi, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Nasional Jakarta, Kumba Digdowiseiso, diduga melakukan tindakan pencantuman nama beberapa dosen dari Unversiti Malaysa Terengganu (UMT) tanpa sepengetahuan mereka dalam laporan jurnal ilmiahnya. Kasus terekskalasi hingga digelarnya konferensi bersama pihak UMT, tuduhan melayang-layang dan klarifikasi-klarifikasi banyak disampaikan.

Sering kali kasus ketidakjujuran seperti ini terjadi, semakin tinggi jabatan seseorang atau semakin tinggi keterampilan orang di suatu industri diharapkan mereka justru merupakan orang-orang yang paling bisa menghindari hal-hal seperti ini. Namun, ternyata tidak seperti itu, hendaknya Dekan Kumba Digdowiseiso melakukan penelitian dengan benar tanpa melakukan plagiarisme pastinya hal seperti ini dapat dihindari.

Situasi seperti ini sangat sulit diselesaikan sebab mengikat pihak lain. Dekan Kumba menyantumkan beberapa nama Dosen dari UMT. Sebab Ia melakukan hal tersebut sekarang Ia harus mengurus dan menghadap dengan pihak Dosen dari UMT. Kasus-kasus seperti ini tidak hanya mencemarkan nama baik Dekan Kumba namun juga institut yang Ia wakili. Maka yang terkena dampak dari perlakuan yang sangat bisa dihindari Dekan Kumba ini banyak sekali. Hingga Ia harus mempertanggunjawabkan semua hal ini dalam Konferensi Pers bersama pihak bersangkutan.

Dapat dilihat dari kasusnya, Dekan Kumba menulis suatu jurnal dan di dalamnya Ia menyantumkan nama-nama sejumlah dosen dari UMT. Nyatanya memang benar Dekan Kumba pernah berkunjung namun tidak ada kesepakatan kerjasama yang dibuat antar kedua pihak. Mayoritas pihak dari UMT bahkan tidak mengenali Dekan Kumba siapa. 

Secara tidak sengaja salah satu Dosen dari pihak Malaysia menemui Jurnal Dekan Kumba di internet yang menyantumkan nama dia dan nama rekan rekan kerjanya. Sekarang Dekan Kumba harus menghadap dengan Perwakilan pihak dari Universitas Malaysia tersebut untuk menyelesaikan masalah ini. Walau Dekan Kunba sudah menyatakan bahwa nama nama mereka sudah di hapus dari jurnal tersebut, tetapi nyatanya masih dapat ditemukan di internet hal itu tidak benar.

Kasus ini seperti menyontek saat ujian, kesannya hal ini merupakan solusi yang cepat jika tidak yakin atas ujian tersebut. Namun nyatanya, jika ketahuan, konsekuensi dari hal itu bisa jadi gagal naik kelas ataupun dikeluarkan dari sekolah. Pada awalnya menyontek terkesan sebagai solusi yang mudah dan cepat, tetapi konsekuensinya jauh lebih parah daripada hasil yang didapat jika mengerjakan ujian tersebut secara jujur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline