Lihat ke Halaman Asli

Matta Cinta

Mahasiswa

Mengintip Kembalinya "Malang Tempo Doeloe" Versi Warga Klampok Kasri

Diperbarui: 22 Januari 2023   20:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Klampok Kasri Jaman Biyen, kerap disingkat dan disebut sebagai KJB, kembali dihelat pada 28 hingga 30 Desember 2022 di Jalan Klampok Kasri II, Kecamatan Klojen, Kota Malang, setelah nyaris dua tahun nonaktif karena pandemi Covid-19. Untuk menjangkaunya, pengunjung perlu masuk ke dalam Jalan Bondowoso sepanjang seratus meter mengarah ke Jalan Klampok Kasri II dan dari sanalah KJB dimulai. Kegiatan yang mengusung konsep serupa Malang Tempo Doeloe ini berfokus pada situasi Klampok Kasri tradisional, jauh sebelum teknologi mumpuni merajalela di tanah Jawa. 

Kearifan lokal khas Malang yang lain disajikan dalam bentuk pagelaran seni pertunjukan yang heboh, pameran batik, dan permainan tradisional. Ornamen jadul seperti sepeda onthel dan topeng Malangan menjadi atraksi yang memanjakan mata. Mereka yang asalnya dari berbagai macam wilayah di Kota Malang berekspektasi KJB akan membawa mereka pada euforia Malang Tempo Doeloe yang sudah redup namanya sejak 2014.

Bila membahas tentang nostalgia jaman dulu, tak lengkap rasanya jika kudapan tradisional tidak berada di daftar alasan pengunjung mendatangi Klampok Kasri Jaman Biyen. Ramainya partisipasi dari pedagang makanan yang langka ditemui menjadi daya tarik utama dari KJB ini. Dari gapura depan hingga ujung Klampok Kasri II, stan-stan UMKM siap memanjakan mata dengan dagangannya yang cukup variatif. 

Pengunjung bisa menemukan cenil, klepon, bahkan gulali jadul dan kerak telor. Tak hanya itu, makanan berat dan jajanan masa kini juga melengkapi festival kuliner KJB. Kendati begitu, dengan pilihan yang beragam, rentang harga yang ditawarkan cukup merakyat. Pengunjung bisa menikmati hidangan jadul dengan merogoh kocek mulai dua ribu Rupiah saja. Pastinya tak bikin kantong kering karena amat terjangkau.

Oleh KJB, pengunjung berhasil diajak bernostalgia pada Malang Tempo Doeloe versi mini. Meskipun diselenggarakan di penghujung tahun dengan prakiraan musim hujan yang relatif sering, Klampok Kasri Jaman Biyen tidak kehilangan semaraknya. Warga lokal berbondong-bondong meramaikan dan menyebarluaskan eksistensi KJB dari telinga ke telinga, dari lingkup satu kampung meluas ke seluruh kota.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline