Lihat ke Halaman Asli

Bunuh Diri Gara-Gara Ikan

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12953943721883923719

Henry IV dikenal sebagai raja yang membawa kemakmuran bagi seluruh Prancis. Alasannya adalah karena dia, setiap orang Prancis dapat makan daging ayam. Henry IV dikenal juga memiliki hobi masak.Cucunya, Louis XIV justru dikenal hobi makan dan nafsu makannya luar biasa. Koki dan asisten kokinya di dapur istana Versailles berjumlah lima puluh. Setiap hari mereka bekerja keras memasak, menciptakan bermacam-macam makanan serta menghiasinya. Seperti biasa makanan-makanan tersebut sebelum disantap dipamerkan terlebih dahulu di meja makan.

Makanan Prancis pun segera menjadi buah bibir di luar negeri. Louis XIV lah yang menjadi perintis diplomasi gastronomi yang sejak itu memainkan peranan penting dalam kebijaksanaan luar negeri Prancis.

Makanan yang terhidang di meja makan dapat sekitar dua ratus macam sekaligus. Menurut catatan seorang pengunjung asing pada bulan Januari 1687 yang mendapat undangan jamuan makan, hidangan tersebut terdiri atas 22 macam sop ‘besar’, 64 macam sop ‘kecil’, 21 macam makanan pembuka utama, 44 macam hidangan daging, 63 macam makanan penyela, 36 macam sla dan 12 macam saus.

Konon nafsu makan Louis XIV yang luar biasa itu disebabkan cacing pita di ususnya. Namun, jangan hanya menyalahkan cacing pita. Ketika Louis XIV beranjak uzur dan makanannya harus dibatasi, ia ‘hanya’ menyantap roti bakar, semangkuk sup burung dara dan tiga ayam panggang. Yang jelas ia tidak diperkenankan menyesap anggur dari Champagne yang sangat disukainya. Pada masa itu minuman tersebut belum banyak gelembungnya seperti sekarang. Sekarang orang menyebutnya champagne, dengan ‘c’ kecil. Baru pada akhir masa pemerintahan Louis XIV mode gelembung diterapkan pada minuman tersebut.

Adalah François Vatel, seorang pengurus rumah tangga istana Pangeran Condé. Suatu ketika Raja Louis XIV akan berkunjung ke istana Condé. Vatel  ditugaskan oleh sang Pangeran untuk menyiapkan perjamuan bagi Raja Louis XIV dan rombongannya. Berarti ia harus mempersiapkan 25 meja makan. Ia merasa sangat malu ketika mengetahui bahwa untuk hidangan daging kurang dua meja.

Sebenarnya hal itu bukan karena kesalahan Vatel sebab ada tamu-tamu di luar undangan yang tiba-tiba muncul. Sehingga jumlah makanan yang seharusnya cukup menjadi kurang. Keesokan harinya, pada pukul 4 pagi, ia bertambah tegang dan terkejut setengah mati. Pasalnya pesanan ikan segar dari pelabuhan hanya datang dua gerobak. Padahal ia sudah memesan dua belas gerobak sejak jauh-jauh hari.

“Hanya ini?” Tanya Vatel pada si pembawa gerobak.

“Ya tuan,” sahut si pembawa gerobak sekenanya.

Vatel merasa malu dan frustasi. Ia masuk ke kamarnya dan bunuh diri, menusuk tubuhnya dengan pedang. Dua tusukan pertama tidak membuatnya tewas.  Ia lalu mencobanya sekali lagi. Usahanya pun berhasil. Ketika ia menghembuskan nafasnya yang terakhir, muncullah iring-iringan sepuluh gerobak ikan. Sehingga jumlahnya persis dengan pesanannya, dua belas gerobak.

Tamat

Sumber: Rudolph Chelminski  ‘The French at Table’ (1985)

sumber foto: archive.kaskus.us

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline