Lihat ke Halaman Asli

Matsnay Asyaroh

Ibu rumah tangga

"Satu Kantong Plastik Kentut", Permintaan Unik Anak Berambut Gimbal pada Prosesi Ruwatan DCF 2019

Diperbarui: 6 Agustus 2019   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Prosesi cukur rambut gimbal di Dieng Culture Festival. TRIBUN JATENG/WAHYU SULISTIYAWAN

Dieng Culture Festival atau yang biasa disingkat DCF adalah salah satu event Pariwisata yang sangat menarik. Event ini mengangkat tradisi kuno dengan kemasan yang apik karena dipadukan dengan hiburan dan kegiatan yang memasyarakat banget. Tradisi kuno yang disajikan dalam event ini yaitu ritual pencukuran rambut gimbal yang tumbuh pada anak-anak tertentu di dataran tinggi Dieng. 

Anak-anak yang memiliki rambut gimbal tersebut adalah anak-anak pilihan atau titipan dari Kyai Kolo Dete dan Nini Roro Rence istrinya. Umumnya pada saat akan tumbuh rambut gimbal, anak tersebut akan mengalami panas tubuh yang tinggi selama berhari-hari. 

Panas tersebut akan turun dengan sendirinya pada pagi hari bersamaan munculnya rambut gimbal pada kepala anak tersebut. Rambut Gimbal biasanya tumbuh pada anak yang belum mencapai usia 3 tahun dan rambut gimbal ini akan tumbuh lebat seiring waktu. Rambut Gimbal ini hanya dapat dipotong pada prosesi ruwatan khusus dengan memenuhi setiap permintaan anak-anak gembel tersebut.

Permintaan dari Setiap Anak yang Mengikuti Ruwatan
Perayaan Dieng Culture Festival X kali ini ada 11 anak yang akan mengikuti ruwatan pencukuran rambut gembel. Kesebelas anak tersebut adalah perempuan. Permintaan mereka pun beragam, seperti seorang anak yang berasal dari Jakarta meminta uang sebesar Rp4.000.000,00. Sementara yang lainnya ada yang meminta sepeda berwarna pink, satu ekor kambing jantan dan kambing betina, es krim coklat, bakso, uang Rp4.000,00, durian 11 buah, pecut, topeng, klintingan, dan ada juga anak yang meminta liburan ke pantai bersama keluarganya.

Satu permintaan paling unik sepanjang 10 tahun prosesi ruwatan yaitu satu kantong plastik kentut ibunya, dan satu butir telur puyuh.

Jamasan dan Pencukuran Rambut Gembel
Prosesi ruwatan ini dimulai dari kirab/pawai anak-anak gembel dengan barisan kesenian, pemangku adat, duta wisata dan sebagainya menuju tempat jamasan. Jamasan atau keramas dilakukan di Candi Dharmasala di pimpin oleh ibu Juli dari Badan Pertimbangan Presiden. Air yang digunakan untuk jamasan adalah air yang diambil dari sumber mata air yang ada di Candi Dharmasala yaitu sendang Sedayu dan sendang Maerokoco yang tidak pernah habis airnya. 

Setelah selesai jamasan dilakukan pencukuran rambut gembel yang dilaksanakan di area Candi Arjuna. Pencukuran ini dipimpin oleh pemangku adat. Prosesi pencukuran berlangsung sangat khidmat dengan kidung dan alunan musik tradisional yang sangat indah menjadikan prosesi ruwatan pencukuran rambut gimbal tersebut sangat unik dan menarik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline