Lihat ke Halaman Asli

Pola-pola Jaringan Teroris di Indonesia

Diperbarui: 18 September 2016   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terorisme merupakan salah satu jenis kejahatan yang sangat sulit untuk di berantas. Kejahatan terorisme berkembang sangat cepat dan menyebar sangat luas. Bahkan jaringan-jaringan terorisme terdapat di setiap negara di dunia ini. Banyak negara yang kewalahan dalam menghadapi terorisme, karena setiap satu jaringan di musnahkan pasti akan muncul jaringan-jaringan teroris lain yang lebih banyak. Keberadaan terorisme menjadi suatu ancaman yang sangat berat dan serius bagi suatu negara.

Pengertian terorisme menurut Konvensi PBB tahun 1937, Terorisme adalah segala bentuk tindak kejahatan yang ditujukan langsung kepada negara dengan maksud menciptakan bentuk teror terhadap orang-orang tertentu atau kelompok orang atau masyarakat luas. Menurut US Department of Defense tahun 1990. Terorisme adalah perbuatan melawan hukum atau tindakan yang mengandung ancaman dengan kekerasan atau paksaan terhadap individu atau hak milik untuk memaksa atau mengintimidasi pemerintah atau masyarakat dengan tujuan politik, agama atau idiologi.

Maraknya perkembangan kelompok terorisme di setiap negara khususnya negara Indonesia, membuat jaringan-jaringan teroris sulit untuk dimusnahkan. Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam menangani jaringan-jaringan teroris, tapi hal tersebut tidak membuat kelompok teroris takut terhadap pemerintah, malah semakin memicu semangat dari kelompok-kelompok terorisme untuk melakukan penyerangan dan terror terhadap pemerintah.

Kelompok-kelompok terorisme yang berkembang di Indonesia merupakan kelompok militant Jamaah Islamiyah yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda atau kelompok lain yang memiliki dan menggunakan ideologi yang sama dengan mereka. Ideologi yang dianut oleh kelompok teroris sangatlah kuat dan tak bisa digoyahkan. Tujuan dari ideologinya tersebut yaitu ingin menguasai pemerintahan dan menerapkan ideologinya dalam pemerintahan tersebut.

Selain menyerang pemerintahan dan penduduk di Indonesia, kelompok teroris memiliki target lain yang menjadi sasarannya. Target tersebut yaitu orang-orang Barat, karena menurutnya orang-orang Barat merupakan orang kafir terhadap agama Islam. Terorisme di Indonesia dimulai sejak tahun 2000 dengan terjadinya peristiwa Bom Bursa Efek Jakarta dan diikuti dengan empat bom lainnya. Bom yang paling dahsyat dan mematikan yang pernah terjadi di Indonesia yaitu Bom Bali pada tahun 2002, peristiwa bom ini menyebabkan pengaruh yang besar terhadap kestabilan negara Indonesia dan banyak menimbulkan kerugian yang besar bagi Indonesia.

Penyebaran jaringan teroris di Indonesia melalui beberapa kedok sehingga susah untuk dideteksi. Kebanyakan menggunakan kedok organisasi-organisasi yang berbasis Islam. Beberap contohnya yaitu Mujahidin Indonesia Timur, Mujahidin Indonesia Barat, Laskar Jodo, Jamaah Anshasoratauid, Daulah Islamiyah Nusantara, dan lain-lain. Kedok organisasi islam tersebut dimanfaatkan oleh anggota teroris untuk merekrut dan menggalang orang-orang untuk dijadikan pengikutnya dan digunakan sebagai tempat perlindungan dalam menyebarkan ajaran-ajaran terorisme. Sehingga perkembangan jaringan dan kelompok teroris sangat lancar dan berkembang luas tanpa ada yang menghalangi atau menghentikannya, selain itu pergerakan teroris juga sangat tersembunyi atau underground yang sangat sulit untuk di indentifikasi.

Perkembangan jaringan teroris di Indonesia tidak dilakukan dengan cara yang biasa-biasa aja, tetapi menggunakan beberapa taktik dan cara yang sangat hebat dan klandestin. Hal ini membuat penyebaran jaringannya dari tahun ke tahun selalu berbeda dan semakin hebat. Dengan perubahan-perubahan tersebut sehingga membentuk suatu pola perubahan terorisme dari zaman dulu sampai dengan zaman sekarang. Adapun pola-pola perubahan terorisme yaitu dari pola tradisonal sampai pola modern.

1. Pola Tradisional

Awal perkembangan teroris di Indonesia, kelompok teroris masih menggunakan pola tradisonal. Beberapa ciri-ciri dalam pola tradisonal yaitu adanya kelompok dan komando yang jelas. Sistem organisasinya menggunakan sistem pyramid-hirarki. Aktor terlibat penuh, mulai dari perencanaan operasi terror hingga ploting target. Target dipilih secara selektif oleh pimpinan. Operasi serangan dilakukan secara konservatif. Kelompok atau organisasi yang melakukan serangan mengklaim atau mengakui perbuatannya. Contoh produk dari terorime dengan pola tradisional ini yaitu peristiwa bom Bali I dan II, dan bom J.W. Marriot I dan II. Serangan tersebut sudah direncanakan dengan pegorganisasian, pendanaan, dan perencanaan yang matang sehingga menghasilkan serangan yang dahsyat.

2. Pola Modern

Dari pola tradisional pola jaringan yang dilakukan oleh kelompok teroris berubah menjadi pola modern. Perubahan menjadi pole modern ini dikarenakan sel-sel dan beberapa nama aktor teroris dan jaringan teroris global mulai terkuak sehingga kondisi teroris saat itu terjepit. Kondisi seperti itu membuat teroris mulai mengeksplorasi pola baru dan meninggalkan pola tradisional. Pola modern ditandai dengan adanya aksi-aksi teroris yang dilakukan secara mandiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline