Beberapa hari sebelum perpulangan kami setelah sebulan lamanya mengabdikan diri di Eakkapap Sasanawich Islamic School untuk menjalankan program Asistensi Mengajar Internasional di Thailand, dosen penjemut yang merupakan dosen fakultas sastra Universitas Negeri Malang mengajak kami bertiga yang terdiri dari saya Fathimah Muthmainnah (S1 Pendidikan Bahasa Arab), Moh. Faisol Fahmi (S1 Pendidikan Seni Rupa),
Luthfi Farihatun Nisa' (S1 Pendidikan Bahasa Arab 2019) untuk mengunjungi sekolah-sekolah mahasiswa lain pada tanggal 22 Agustus 2022, di antaranya Sekolahnya Mila dan Najwa di Ban Khlong Rua, juga Naufal dan Dimas di Mueang.
Usai mengunjungi sekolah Mila dan Najwa di Ban Khlong Rua, kami menuju ke daerah Mueang yang masih termasuk provinsi Krabi, namun harus menyebrang menggunakan perahu kecil untuk mencapai wilayah pulau tersebut.
Jarak dari sekolah di Ban Khlong Rua menuju Pelabuhan kecil di Mueang terbilang lumayan jauh. Sesampainya di Pelabuhan yang tujuannya dapat dilihat dengan jelas dan dekat, kami berfoto-foto dahulu.
Meskipun airnya berwarna coklat terang yang pekat, keindahan Krabi selalu menyertai melalui pemandangan gunung batu yang berwarna hijau dan abu menjulang ke atas.
Tarif untuk sekali menaiki perahu menyebrangi 2 pulau yang memakan waktu perjalanan sekitar 5 menit hanyalah 20 Baht, atau kurang lebih sekitar Rp 10.000. Tidak ada pengamanan yang proper untuk menaiki dan turun dari perahu, namun ini lah kesederhanaan budaya local yang ada dan kita nikmati sehari-harinya selama di Krabi, sehingga kami sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini.
Setelah turun dari perahu, kami menaiki Sa Leng untuk menuju sekolah Jazirah Pittaya Nusorn. Karena perjalanan cukup jauh sekitar 15 menit, maka para petinggi pesantren yang menjemput kami di Pelabuhan tadi mengajak kami untuk makan siang terlebih dahulu di restoran seafood. Kami dihidangkan begitu banyak menu yang cukup membayar lapar makanan beragam seperti ini.
Perjalanan kami lanjutkan usai makan menuju sekolah. Sesampainya disana kami shalat terlebih dahulu, setelah itu kami disambut di Balai sekolah mereka dengan beberapa penampilan seperti nasyid yang dinyanyikan oleh santri putri dan putra.
Disana kami menemukan salah satu siswa SD yang merupakan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) namun sangat ceria dan senang bermain dengan kami. Tak lama setelah itu kami berfoto bersama di depan landmark atau papan bertuliskan nama sekolah, dan pergi menuju destinasi lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H