Setiap kami mengatakan bahwa selama Asistensi Mengajar Internasional di Eakkapap Sasanawich Islamic School, Thailand kami mengajar bahasa, mayoritas orang akan bertanya, "Bagaimana cara mengajar Bahasa bagi mereka yang bahasanya bukanlah Bahasa kita, bukan pula Bahasa yang akan diajarkan?"
Pertanyaan ini dapat berlaku tentang bagaimana metode pembelajaran Bahasa yang kami gunakan untuk mengajar Bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris.
Karena selama program kami mengajar ketiga Bahasa tersebut. Saya, Fathimah Muthmainnah (S1 Pendidikan Bahasa Arab UM 2020) dan Luthfi Farihatun Nisa' (S1 Pendidikan Bahasa Arab UM 2019) mengajar mata pelajaran yang sama, yaitu Bahasa Melayu yang kami ganti menjadi Bahasa Indonesia, lalu pelajaran Bahasa Arab, dan Hadist yang kami ganti menjadi Bahasa arab dikarenakan kitab yang digunakan menggunakan tulisan arab jawi dan kami tidak menguasainya.
Khusus Bahasa inggris, saya mengajarnya dalam sesi ekstrakulikuler yang diadakan setiap malamnya selama 2 pekan mulai 12 Agustus hingga 22 Agustus 2022. Salah satu goals yang dicapai selain mengajar pada program AM Thailand yang diselenggarakan Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang bekerjasama dengan AECI adalah membuat kegiatan di luar sekolah yang dapat mendongkrak kemampuan siswa.
Sehingga pelatihan Bahasa ini kami rasa sangat sesuai dengan kebutuhan yang berangkat dari permasalahan para santri yang belum menguasai Bahasa asing. Saya sendiri melatih Bahasa inggris bidang Speech, Monologue, Nasyid Inggris, dan MC. Lalu bagaimana cara saya melatih speech bagi santri Thailand yang memiliki keunikan tersendiri ketika berbicara Bahasa inggris, karena terdapat banyak perbedaan cara pengucapan.
- Berikan teks speech yang sudah lengkap dari pembukaan hingga penutup. Teks yang diberikan harus memiliki line space yang agak lebar (>1,5) agar dapat ditaruh transliterasi oleh mereka.
- Biarkan mereka berlatih membaca sendiri dahulu agar melatih kemampuan awal mereka, sekaligus untuk mengetahui sudah sejauh mana kemampuannya.
- Bacakan satu persatu kata dengan lantang untuk mereka dengarkan dengan seksama sambal melihat teks. Baca berulang-ulang (minimal 3-5x) agar ingatan mereka lebih kuat tentang cara pengucapannya.
- Minta mereka untuk mengulang, apabila ada kesalahan maka perbaiki, apabila benar maka beri apresiasi sehingga mereka merasa percaya diri.
- Jika perkata sudah mulai lancar, maka naikkan jumlah pembacaan teks dari yang semulanya 1 kata menjadi 2 kata, 3 kata, 4 kata, bahkan 1 kalimat, atau 1 paragraf langsung.
- Di akhir minta mereka untuk membaca keseluruhan teks sendiri tanpa dibenarkan, setelah selesai baru dikoreksi mana yang tadi salah.
Metode inilah yang saya gunakan dalam mengajar speech dasar bagi mereka para santri yang sudah lumayan bisa menguasai basic Bahasa inggris namun masih belum bisa mengucapkan dengan fasih.
Selain kefasihan pronounce, aspek percaya diri juga dibutuhkan, sehingga saya juga sering melatih mereka untuk berbicara lantang dan di depan mic di hadapan teman-temannya sebelum nantinya mereka benar-benar tampil di depan ratusan santri dan guru Eakkapap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H