Lihat ke Halaman Asli

Mathilda AMW Birowo

Dosen, Konsultan PR

Belajar dari Strategi Komunikasi Kunjungan Paus Fransiskus

Diperbarui: 7 September 2024   17:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paus Fransiskus (kiri) menyampaikan pesan dalam kunjungannya di Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (4/9/2024). (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/Ak/tom)

KEKUATAN DARI SEBUAH KOLABORASI LINTAS LEMBAGA

Selama tiga hari sejak tanggal 3--6 September 2024 masyarakat Indonesia dibanjiri dengan berita, video, dan berbagai publikasi tentang kunjungan Bapa Paus Fransiskus ke Indonesia. Sorotan bukan hanya sejak pesawat komersial ITA Airways mendarat di Indonesia pagi hari tanggal 3 September 2024, tetapi telah bergaung jauh sebelumnya. 

Serangkaian acara yang begitu padat namun berjalan seakan tanpa kendala, lancar, dan relatif tepat waktu. Diawali dengan upacara penyambutan Bapa Paus di Istana Negara Merdeka oleh Presiden RI Joko Widodo. 

Diikuti pertemuan dengan otoritas sipil, masyarakt sipil dan korps diplomatik. Hari kedua ditutup dengan pertemuan anggota Serikat Yesus di Nunsiatur Apostolik, Jakarta serta sore hari di Gereja Katedral bersama para Uskup, Imam, Diakon, Pelaku Hidup Bakti, Seminaris dan Katekis. 

Hari ketiga diawali acara pertemuan lintas agama di Masjid Istiqlal dengan peninjauan Terowongan Silaturahim yang menghubungkan Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal. 

Masyarakat dapat mengikuti seluruh acara melalui Kompas TV yang meliput acara Bapa Paus selama di Indonesia. Kehadiran Paus asal Argentina ini dapat ditinjau dari dua sisi, pertama sebagai tamu negara yang memimpin negara Vatikan, dan sekaligus pemimpin tertinggi umat Katolik di seluruh dunia.

Misa Agung, 5 September 2024 dapat dikatakan puncak acara kunjungan ini. Meski merupakan negara terkecil dengan penduduk 842 jiwa, namun Vatikan diakui dan dihormati oleh dunia. 

Tak kurang dari 86 ribu umat menghadiri Misa Agung di Gelora Bung Karno, bersamaan dengan itu 59 paroki mengikuti misa secara live streaming, dan ada 1400 bus membawa umat dari Jabodetabek maupun luar Jakarta ke GBK. Jika dibandingkan dengan acara-acara bertaraf internasional lainnya, maka penyelenggaraan Misa Agung terbilang sangat professional. 

Segala sesuatunya tertata dengan rapi, sesuai waktu dan juga tujuan dari acaranya. Seluruh umat mengikuti Misa dengan tertib dan hikmat walau telah hadir sejak 5 jam sebelum acara dimulai, meninggalkan GBK setelah acara selesai dengan teratur tanpa meninggalkan sampah di dalam stadium. 

Hal ini tak dapat terselenggara jika tidak didukung dengan strategi komunikasi menyeluruh yang mumpuni baik dari panitia, aparat keamanan serta lembaga-lembaga relevan lainnya. Diperlukan suatu komunikasi komprehensif yang dipantau secara detail dan seksama selama kurun waktu hanya sekitar 3 bulan persiapannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline