Lihat ke Halaman Asli

Matheus Giovanni CTNLP MBTLTA

Hidup adalah kesempatan jadi berkat

Berzina dengan Pasangan Sendiri

Diperbarui: 30 Juli 2016   23:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istri “Minta” Duluan


Dalam sesi konsultasi bersama seorang ibu muda usia 24 tahun, yang baru menikah 1 minggu lalu, ia mengaku bahwa terdapat kelainan terhadap suaminya. Itu menurutnya. Karena ketika malam pertama, walaupun sudah melepaskan semua pakaian yang melekat pada tubuhnya (istri), suaminya sama sekali tak tergoda untuk menikmati, menjalani, melaksanakan ibadah 'bersetubuh' dengan nya (istri). Di samping itu, gairah dan birahi si istri semakin meningkat tanpa ada penyaluran biologis dari suaminya. Lalu ia berniat membeli dildo atau alat untuk masturbasi diperuntukkan bagi perempuan, yang biasanya berbentuk seperti penis lelaki dewasa idaman para istri. Bahkan si istri ini berpanjang lebar membuka rahasia teman-teman kerjanya mengenai kehebatan suaminya masing-masing ketika melakukan variasi posisi bercinta. Saat itu saya mulai terdesak dan khawatir dengan keadaan kesehatan mentalnya (mental health), jangan sampai ada dalam benaknya untuk melakukan seks di luar perkawinan sahnya.

Anda sudah bersuami/ beristri? Tetapi masih senang mendengar video porno, melakukan chat sex, atau melakukan onani dengan membayangkan pria/ wanita idamanmu? Semuanya itu ditujukan untuk memberikan kepuasan sendiri tanpa campur tangan pasangan? Seorang istri yang memandang suaminya sendiri, dan menginginkannya sudah berzina dengan dia di dalam hati dan pikirannya. Istri bisa berzina dengan suaminya sendiri, begitu juga sebaliknya. Dalam hal ini, si istri dalam pengalaman riil saya ini, memiliki tanda tanya besar, senantiasa, setidaknya dalam satu minggu ini, yang pusingnya setengah mati meminta jatah 'seks' suaminya yang selama ini dia rindukan. Apalagi sebelum menikah, ia (istri) belum pernah sekadar menonton video porno apalagi bersenggama dengan pacar-pacarnya terdahulu. Hemat saya, gema dari pasangan suami-istri yang tidak lagi bergerak dengan tubuhnya dengan dituntun oleh logika untuk saling memberi, melainkan untuk mengambil sesuatu demi kepentingan diri sendiri.

Berzina dengan pasangan sendiri adalah sebuah kedosaan besar karena menurut hemat saya, apapun latar belakang agama dan kepercayaan Anda. Karena ketika itu dilakukan, antara lain dengan membeli dildo, membeli obat perangsang, dan lain sebagainya, Anda menodai konsensus bersama yang teramat luhur. Satu-satunya jalan yang dapat ditempuh baginya (istri di atas), menurut saya adalah mengkomunikasikannya dengan suaminya, apa yang sebenarnya terjadi. Atau jika setelah tahap ini sudah ditempuh dan mendapatkan jalan buntu, komunikasikan secara blak-blakan dengan pakar sexiolog (bukan ahli agama) mengenai kejadian ini. Jika memang betul terdapat kelainan seksual pada suami, segera saja mengurus perceraian, sebab mengacu pada teori kopula yang dikembangkan oleh Gratianus dari Italia, perkawinan dimulai oleh karena adanya kesepakatan nikah, namun baru menjadi sempurna oleh karena terselenggaranya persetubuhan di antara mereka pasangan suami-istri. Sebagai saran juga, bukan seharusnya masyarakat lebih-lebih penjual alat perangsang seperti kaset video porno, alat kelamin tiruan, dan sebagainya memperjual belikan alat yang demikian. Karena hukumnya adalah lebih berdosa orang yang membantu seseorang melakukan dosa. Bagi, A N R, dan istri-itri atau suami yang mengalami kasus demikian, ada baiknya mengkomunikasikannya dengan pasangan terlebih dahulu. Adapun jauhi sex toys.

Salam hangat, dari kota istimewa, Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline