Lihat ke Halaman Asli

Cara Menulis Artikel KTI yang Cepat dan Tepat

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Membuat artikel merupakan hal  yang tersulit bagi guru menyusul peraturan baru di kemendikbud yang mengharuskan guru untuk selalu menulis, mengevaluasi pembelajaran demi memberikan kualitas belajar yang maksimal di dalam kelas. Berikut penjelasannya:

Menulis Artikel:

1.Judul

2.Penulis (nama-tanpa gelar, email, tempat kerja)

3.Abstrak-disertai kata kunci/kata sangat penting 2-6 kata (berisi 75-150 kata)

a.Tujuan penelitian

b.Metode

c.Hasil

4.Pendahuluan (tidak perlu ditulis eksplisit)

a.Latarbelakang è ada kesenjangan antara teoritis/dasolen dan kenyataan dasain

Data-data kesalahan murid sangat penting, kalau diperlukan discan

b.LB sekaligus ditopang dengan rujukan penelitian terkini è yang paling bagus jurnalatau proceeding dan 10 tahun yang terakhir.

c.Diakhiri pentingnya mengangkat masalah ini è aspek kegunaan

5.Metode penelitian è tidak harus seperti skripsi, apabila penelitian kualitatif (misalnya: PTK, yang diteliti itu adalah tindakan yang ada di kelas)

Contoh:

Kelas I: pembelajaran langsung, mencatat

Kelas II: student center, diberikan LKS , pembelajaran bermakna

·Jenis penelitian dan bagaimana penelitian yang dilakukan (pengambilan data dan pengolahan data)

·Tidak perlu panjang

6.Hasil dan pembahasanè deskripsikan tulisan dan kita simpulkan berdasarkan teori-teori

Menguraikan data dan menginterpretasikan data dan pembahasan.

7.Simpulan dan Saran

8.Daftar Rujukan

Diutamakan jurnal atau proceeding (dicetak miring), tetapi apabila buku (judul dicetak miring).

50% rujukan < = 10 tahun (10 tahun terakhir)

Jumlah halaman sekitar 8-14 halaman sebelum dilayout.

Contoh Awal pembelajaran

·Biasanya : guru menjelaskan, memberi contoh soal, latihan soal, tes

Oleh karena itu, Penekanan pembelajaran Pada prosedur (cari buku/atikel terkait pembelajaran prosedur)

·Siswa menghafal (artikel terkait siswa menghafal prosedur)

·Soal dirubah (contoh hasil kerja siswa), pemecahan masalah (artikelpenting masalah)

·Ternyata siswa mengalami kesulitan (perlu metode pembelajaran permainan)

Materi permutasi dan kombinasi hendaknya diajarkan secara parallel, karena kecenderungan siswa tidak bias membedakan soal dengan cara permutasi dan kombinasi.

mudah-mudahan bermanfaat bagi semua pembaca dan jangan pernah takut untuk menulis, karena tulisan anda akan sengat berarti bagi perkembangan pendidikan di indonesia.

Salam

H154M

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline