Lihat ke Halaman Asli

Matawam

Medioker Profesional

Godzilla Lahir Kembali Ke Layar Digital

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Godzilla 2014 (SUMBER: http://media.gizmodo.co.uk/wp-content/uploads/2014/05/godzilla_2014_poster_51784.jpg)

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Godzilla 2014 (SUMBER: http://media.gizmodo.co.uk/wp-content/uploads/2014/05/godzilla_2014_poster_51784.jpg)"][/caption]

Jepang, tahun 1954, sebuah perahu nelayan tidak sengaja masuk ke daerah percobaan tenaga atom yang memancarkan radiasi yang sangat besar. Akibatnya ikan-ikan di daerah itu tercemar dan beberapa awak kapal meninggal akibat radiasi tersebut.

Adalah Tomoyuki Tanaka, seorang produser film pada jaman itu yang mendapat ide disaat insiden itu terjadi untuk membuat film mengenai sebuah reptil yang tubuhnya terkena efek dari radiasi tersebut dan membuatnya menjadi lebih besar berkali-kali lipat.

November 1954, monster yang diberi nama Gojira tersebut pun diperkenalkan kepada publik. Hasilnya? Publik terhipnotis dengan kemunculan Gojira di layar besar. Dan sampai saat ini, Gojira menjadi sebuah franchise besar yang menarik tidak hanya para penggemarnya saja tapi juga untuk studio-studio besar di Hollywood sana.

Setelah kegagalan film Godzilla tahun 1998 yang disutradarai oleh sutradara spesialis film-film bencana, Roland Emmerich, Warner Bros dan Legendary Pictures me-remake film monster kebanggaan jepang ini.

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Gareth Edwards (SUMBER: http://tdzdaily.org/wp-content/uploads/2011/01/gareth-edwards.jpg)"]

Gareth Edwards (SUMBER: http://tdzdaily.org/wp-content/uploads/2011/01/gareth-edwards.jpg)

[/caption]

Sutradara yang angkat nama melalui film indie Inggris berjudul “Monsters”, Gareth Edwards di percaya mengerjakan proyek besar pertamanya ini. Hasilnya? Tidak mengecewakan, sungguh tidak mengecewakan.

Segala aspek film dari tata suara, editing, cerita dan penyutradaraan sutradara asal Inggris tersebut membuat Godzilla 2014 ini seperti lahir kembali. Menurut saya, hanya dari sisi akting para pemain saja kekurangan di film ini. Itu dapat dimaklumi, karena manusia disini bukan bintang utamanya!

Agar tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan Roland Emmerich di Godzilla 1998, Toho Company, perusahaan film yang memegang lisensi Godzilla dilibatkan. Hasilnya, ceritanya tidak jauh dari film-film Godzilla sebelumnya yang begitu dikenal oleh para penggemarnya.

Dan sebagai bentuk penghormatan kepada franchise monster terbesar ini, aktor asal Jepang, Ken Watanabe (The Last Samurai, Batman Begins, Inception) dipercaya menjadi salah satu pengantar cerita film Godzilla bersama Aaron Taylor Johnson (Kick Ass 1 & 2), Elizabeth Olson dan Bryan Cranston.

Dari pantauan melalui social media saya, banyak beberapa penonton Indonesia kecewa dengan Godzilla kali ini. Mereka merasa kalau porsi penampakan Godzilla dan cerita yang ditulis oleh Dave Callaham ini masih kurang greget.

Padahal menurut saya, hampir tidak ada celah untuk mengkritik film ini. Apalagi ketika melihat shot medium close up wajah Godzilla sedang teriak dan berkelahi dengan dua monster MUTO. EPIK! RATING: 9/ 10




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline