Lihat ke Halaman Asli

Matawam

Medioker Profesional

Review: Maleficent, Adaptasi Kebablasan

Diperbarui: 20 Juni 2015   04:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: http://www.cinemazzi.com/wp-content/uploads/2014/05/Angelina-Jolie-behind-the-scenes-Maleficent-1.jpg)

Kisah dongeng Sleeping Beauty pertamakali ditulis oleh pendongeng sekaligus sastrawan asal Italia, Giambattista Basile di tahun 1600-an. Tahun 1697, pendongeng asal Perancis, Charles Perrault mengadaptasi literatur klasik tersebut dan memasukkannya ke dalam buku kumpulan dongeng miliknya yang berjudul, "Histoires ou Contes du Temps Passe." Namun kisah dongeng milik Basil ini baru dikenal dunia setelah dua pendongeng asal Jerman, Grimm bersaudara menceritakan lagi kisah tentang seorang Putri raja yang tertidur ini kepada khalayak luas, terutama anak-anak di dunia pada umumnya. Seiring berkembangnya jaman, kisah sang Putri Tidur ini terus diadaptasi dalam bentuk puisi, pertunjukkan, lukisan dan kemudian menjadi salah satu dongeng paling terkenal di dunia setelah perusahaan Disney mengadaptasinya ke dalam film animasi pada tahun 1959. Tahun 2014 ini, setelah kesuksesan animasi Frozen beberapa waktu lalu, Disney seakan mengajak para pecintanya dulu untuk nostalgia dengan mengeluarkan live action dari kisah dongeng karya Basile yang sudah berganti judul menjadi Maleficent. Maleficent sendiri adalah karakter antagonis dalam kisah Putri Tidur versi animasi Disney tahun 1959. Ia adalah penyihir jahat yang memberikan kutukan kepada Aurora sang Putri Tidur agar di usianya yang ke 16, dirinya akan tertusuk jarum dari mesin pemintal benang. Dan yang mampu membangunkan dari tidurnya adalah ciuman dari seorang pangeran dengan cinta sejati. ADAPTASI KELUAR JALUR Maleficent bercerita mengenai seorang penyihir perempuan nan baik hati yang beranjak dewasa dan mulai mengenal cinta. Ia bertemu dengan seorang anak lelaki bernama Stefan yang kemudian menjadi kekasihnya di usianya yang ke 16. Stefan diceritakan adalah seorang anak yatim piatu miskin yang mempunyai hasrat untuk menjadi raja di kastil yang keberadaannya tidak jauh dari dunia Maleficent tinggal. Waktu bergulir, Stefan yang beranjak dewasa dan dibutakan oleh obsesinya menipu Maleficent dan memotong sayapnya sesuai yang diinginkan oleh raja yang memimpin kastil tersebut agar ia bisa menjadi raja berikutnya. Keberhasilannya tersebut membuat raja kagum dengan Stefan dan menasbihkan dirinya sebagai pemimpin kastil yang baru. Stefan lalu menjadi raja sesuai keinginannya. Ia mempunyai istri yang cantik dan keturunan seorang anak perempuan yang diberi nama Aurora. Di hari pembaptisan anak perempuannya, semua orang berkumpul untuk memberikan hadiah sekaligus doa untuk Aurora, termasuk dari para peri yang tinggal di dunia yang sama dengan Maleficent. Maleficent yang tidak diundang dalam acara tersebut lalu muncul dan memberikan kutukan kepada anak perempuan Stefan yang mana nanti di usianya ke 16, Aurora akan tertusuk jarum pemintal benang dan akan tidur seperti layaknya orang meninggal sampai sebuah ciuman cinta sejati akan membangunkannya. Sekilas mungkin cerita di atas kurang lebih sama dengan kisah yang kita tahu. Tapi sebenarnya kisah di film Maleficent ini jauh keluar jalur dari apa yang kita pernah dengar sebelumnya. Sang penulis cerita seperti hanya mengambil poin-poin penting dari kisah yang sudah terkenal sebelumnya yang kemudian dirangkai lagi menjadi kisah baru. Memang tidak ada pernyataan pasti dari pihak Disney yang mengatakan bahwa Maleficent ini adalah kisah yang sama dengan apa yang sudah kita tahu selama ini. Jadi sebenarnya apa yang dilakukan oleh Disney terhadap kisah Sleeping Beauty ini sah-sah saja. [caption id="" align="aligncenter" width="549" caption="(sumber: http://www.cinemazzi.com/wp-content/uploads/2014/05/Angelina-Jolie-behind-the-scenes-Maleficent-1.jpg)"][/caption] TIDAK ADA YANG ISTIMEWA Cerita yang keluar jalur ini diperparah dengan penampilan visual yang tidak istimewa. Bahkan efek visual yang ditampilkan di film berdurasi 97 menit itu masih kalah dengan efek visual yang ditampilkan pada trailer film Transformers terbaru. Begitupun dengan akting para pemainnya yang tidak istimewa. Pemilihan Elle Fanning sebagai Aurora seperti mempengaruhi cerita dan skenario film arahan sutradara Robert Stromberg ini. Bayangkan apabila Elle Fanning sebagai Aurora bermain di kisah Sleeping Beauty adaptasi animasi Disney tahun 1959 lalu. Tentu Disney akan sia-sia mengeluarkan uang untuk melihat aktris perempuan yang sedang naik daun itu hanya berakting selama 60 menit di awal film lalu tidur di sisa durasi film. Hanya Angelina Jolie yang menolong film yang mendapat rating 7,4 versi IMDB ini. Perubahan karakter Jolie dari yang penuh cinta, lalu berubah 180 derajat akibat kebencian dan kebimbangan ketika ia mulai melihat ada sisi "menggemaskan" dari Aurora ini benar-benar berkelas. Tidak terbayang bagaimana jadinya apabila Jolie tidak berperan sebagai Maleficent. PILIHAN ANDA Pada akhirnya semua kembali ke anda lagi. Untuk anda yang ingin datang ke bioskop sekedar nostalgia dengan kisah Sleeping Beauty yang telah anda kenal sebelumnya, lebih baik menonton film ini di hari kerja agar tidak sia-sia menghabiskan uang jajan anda untuk melihat kisah yang anda kenal sebelumnya diubah sedemikian rupa. Namun untuk anda yang ingin memperkenalkan kisah terbaru versi Sleeping Beauty kepada anak-anak anda, silahkan saksikan film ini. RATING: 7/10 (gtr)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline