Ada yang pecah dari matanya
Seperti ia mengutarakan selat resah
Bibirnya tumbang mengertak
Menghujam geram, katanya padaku
Liku sepatah
Ucapnya marah kesekian hari
Ada apa dengan nafasku
Sesak menanti angin
Ingin menggenggam
Tangannya mengepal
Masihkah amarah bertubuh di dadanya