Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Di Balik Amarah yang Merah

Diperbarui: 3 April 2018   01:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi. (pixabay)

Sabit di leher malam
Sejimpit tuah dari punggung
Matanya yang bening
Menuliskan setengah darinya yang lahir

Arsya yang mendiami teguh singgasana
Adalah patron tiang semesta
Dari cahaya pintu; dada
Kembali menegak atas nama abinaya

Entah pada gigir mana ia sulang
Bermain hujan, membungkus angin
Sedada ia menjadi laksa
Buming memutar payung

Sampai saat kakinya dilangkah
Menguasai dendam bertajuk
Apakah semua demi amarah
Semerah api yang menembus jantung

30032018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline