Lihat ke Halaman Asli

Thousand Years

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

“i have died everyday waiting for you

darling don’t be afraid i have loved you

for a thousand years

i love you for a thousand more..”

Lagu yang mulai kusuka sejak perpindahan kantorku. Bukan karena lagu ini soundtrack-nya film Twilight, bukan. Bukan juga karena musiknya yang mellow dan liriknya yang dalam..

Tapi saat saya ‘menemukan’ lagu ini di antara ribuan video di youtube, saat itu saya baru saja memutuskan untuk menerima kehadiran seseorang. *ehm..

Okelah liriknya memang begitu berlebihan buat kita yang bukan mahkluk immortal macam Edward si vampir di film Twillight, tapi bukan berarti perasaan yang kita miliki tidak abadi kan? Hehe

Seringkali sebuah lagu mewakili perasaan hati tanpa sadar—it happens to me—kita selalu memutar lagu tersebut. Dalam lagu ini, bagiku, lagu ini begitu sederhana.. sesederhana perasaan yang saya miliki saat ini untuknya, tapi dalam.. *uhuk

“time stands still

beauty in all she is

i will be brave

i will not let anything take away

what’s standing in front of me

every breath

every hour has come to this

one step closer…”

Seringkali kita terjatuh ketika apa yang kita harapkan tak sesuai dengan kenyataan. Begitu pun dengan persoalan cinta. Selalu timbul dalam benak kita—saya maksudnya, apa yang sedang dia lakukan saat saya berada di sebuah tempat? Apa yang sedang dia lakukan di tahun 2008? 2010? Atau jauh ke belakang, 2004?

Dan lalu tiba-tiba dia datang, mengetuk pintu hatimu secara perlahan yang bahkan dirimu tanpa sadar pernah berjumpa dengannya sesaat di persimpangan. Life is soo absurd and full of suprises.

Itu yang kualami. Seandainya dan seandainya saja temannya dan temanku tak merekomendasikan tempat ini, mungkin kami tak akan pernah berjumpa. Mungkin kami tak akan pernah saling bersapa dan bertanya. Dan mungkin kami tak saling menyadari keberadaan masing-masing yang entah di mana..

Tapi selalu kuyakini bahwa dunia penuh dengan keajaiban dan kejutan. Mengutip salah satu catatan bagus dalam sebuah novel—yang saya lupa lagu judulnya apa—dikatakan bahwa momen keajaiban selalu hadir dalam setiap kesempatan di hidup kita. Pertanyaannya, apakah kita dengan cermat mengetahui momen keajaiban itu dan ataukah kita terkesima dengan kesempatana yang tak pernah kita sadar sebelumnya sehingga melewatkan momen keajaiban tersebut..?? Bingung? Sama saya juga bingung sedang menulis apa. Haha..

Tapi yang ingin saya sampaikan di sini adalah, momen keajaiban itu akan senantiasa ada, asal kita tidak ‘pelit’ melihat segala peristiwa dengan perasaan takjub dan penuh syukur. Sekeras apa pun hidupmu, hidup kita, tetaplah tersenyum dan bersemangat. Karena keajaiban akan datang bagi mereka yang percaya dan ‘waspada’.

“and all along i believed i would find you

time has brought your heart to me

i have loved you for a thousand years

i love you for a thousand more..”



Sekadar iseng belaka, yang entah mengapa jadi berbicara tentang cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline