Lihat ke Halaman Asli

Bid'ah yang Terlupakan

Diperbarui: 7 September 2015   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari-hari ini ramai orang-orang membicarakan masalah komentar yang di ucapkan oleh Tengku Wisnu, kata-kata mengirimkan Alfatiha kepada orang yang telah meninggal tidak ada dalilnya dikatakan bid'ah.

Bid’ah menurut bahasa, diambil dari bida’ yaitu mengadakan sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya, sesuatu yang tidak dilakukan tanpa contoh oleh nabi dikatakan tidak boleh dilakukan.  Saya akan membahas ini bukan dari sisi pandangan seorang ahli agama tetapi dari sisi pandangan hidup seorang manusia.

Kalau apa yang tidak ada di jaman Nabi maka itu juga termasuk dalam Bid'ah, jadi kita semua termasuk bid'ah yang menggunakan handphone karena handphone tidak ada pada jaman nabi, nah camkan kalau semua itu di jadikan sebuah pandangan yang berlandaskan kata "Tidak Ada" maka akan jadi sebuah pijakan bagi orang-orang yang beranggapan semua adalah Bi'dah.

Kita telisik lagi dengan tindakan-tindakan orang perorang yang mengerti dan memahami arti dari Bid'ah tetapi tanpa mereka sadari mereka juga melakukan hal-hal yang di kategorikan bid'ah, contoh sebuah ormas islam yang selalu mengatakan bahwa kebiasaan yang dilakukan oleh si A, B, jamaah si A itu adalah Bid'ah, selalu mengada-ngada dengan ibadah yang tidak dicontohkan oleh Nabi.

Tetapi pada satu saat oknum dari ormas tersebut melakukan pemalsuan sebuah dokumen wakaf masjid, dengan tujuan ingin menguasai masjid tersebut menjadi milik ormasnya, padahal mereka tahu hal itu adalah salah dan tidak pernah dicontohkan oleh para nabi, tetapi tetap mereka lakukan, dan inilah orang-orang yang selalu berteriak bid'ah tapi melupakan bahwa diri mereka telah melakukan bid'ah juga.

Dalam beribadah kita tidak boleh saling menjelek-jelekan tata cara ibadah yang telah diyakini setiap orang, ibadah adalah urusan kita dengan sang pencipta dan yang menilai tata cara kita itu salah atau tidak hanya Allah SWT, kita sebagai sesama muslim tidak boleh memberikan statemen yang membuat orang lain terganggu apalagi sampai merusak hubungan sesama muslim, cukup kita memberikan pandangan yang baik dan saling nasehat menasehati dalam kebaikan, bukan saling mengklaim kita paling benar kalian salah....

Islam adalah agama yang fleksibel, tetapi tetap dalam koridor yang berdasarkan perintah Allah SWT dan Sunnah Rasulnya, jadi jangan juga kebablasan didalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT.

Yang membuat perbedaan dalam umat Islam sekarang adalah banyaknya orang-orang yang mendewakan Ormas mereka adalah yang paling benar, mendewakan bahwa tata cara ibadah mereka paling benar, dan orang-orang Islam yang berfikiran Liberal dan merusak tatanan ibadah umat islam itu sendiri.

Bid'ah yang terlupakan pada diri kita itulah yang harus kita perbaiki, dan jangan melihat kepada kesalahan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline